Tak Hanya Psikis, Korban Bencana Rentan Masalah Kulit

Ilustrasi kulit
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA – Bencana alam selalu menyisakan luka yang sulit disembuhkan. Kehilangan orang tersayang, tempat tinggal, dan mata pencaharian tentu menorehkan luka psikis yang dampaknya bisa beragam pada setiap korban.

3 Skincare Ini Jadi Paling Diandalkan oleh Penggunanya

Tapi, dampak psikis hanya sebagian saja dari efek bencana. Korban yang akhirnya harus tinggal di pengungsian kemudian menghadapi masalah kesehatan lain, salah satunya masalah kulit.

Ira Noviarti, Personal Care Director PT Unilever Indonesi Tbk, mengatakan bagi orang-orang yang tinggal di daerah krisis, bencana atau terdampak kemiskinan, gangguan kulit yang paling sederhana dan dapat dicegah pun masih sering diderita.

Deretan Solusi Ampuh Merawat Kulit Wajah Kesayangan Anda

Sejumlah pengungsi Rohingya berpose bersama usai mendirikan tenda pengungsian, Kamis (21/9/2017)

"Hal ini telah menyulitkan mereka dalam menjalani keseharian, baik bekerja, bersekolah, atau mengurus rumah tangga," ujar Ira saat peluncuran program 'Vaseline Healing Project' di Blue Jasmine, Jakarta, Rabu 4 April 2018.

Pengen Mulai Perawatan Kulit? Perhatikan Ini Biar Gak Terjerumus Klinik Abal-abal

Hal inilah yang mendorong dilaksanakannya program Vaselin Healing Project untuk memberikan perawatan dermatologis kepada para korban seperti di atas. Program ini terdiri dari tiga pilar, yaitu menyumbangkan krim perawatan kulit, memerikan pelatihan tentang kesehatan kulit kepada tenaga kesehatan, dan melaksanakan misi untuk memperbaiki kondisi kulit masyarakat di daerah paling membutuhkan.

Program pertama sudah berhasil di lakukan di Bangkalan, Madura, dan dilanjutkan pada lokasi berikutnya di Desa Batukarang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Ketua Panitia Vaseline Healing Project Desa Batukarang dan pendiri HeartIndo, dr. Apsari Diana Kusumastuti, MARS, menjelaskan, Desa Batukarang merupakah desa dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi yang terkena dampak cukup berat dari bencana erupsi Gunung Sinabung.

"Masalah kesehatan yang paling banyak dialami penduduk di sana adalah infeksi saluran pernapasan atas, diare, dan beragam maslah kesehatan kulit," kata Apsari.

Bahkan, untuk mengatasi masalah kulit ini, para warga mengandalkan tiga orang bidan desa yang bertugas di sana. Ini disebabkan karena akses ke fasilitas kesehatan yang jauh, serta masih minimnya tenaga kesehatan yang berada di sana.

"Bayangkan saja tiga orang bidan harus menangani 7.000 penduduk di Desa Batukarang," imbuh Apsari.

Ira berharap dengan adanya program ini, masyarakat bisa meningkat kesadarannya akan pentingnya mengkonsultasikan kondisi kulit mereka kepada ahli sehingga permasalahan kulit mereka dapat diperbaiki sebelum menjadi masalah serius. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya