Ampuh Cegah COVID-19, Salah Pakai Masker N95 Malah Fatal

Masker N59
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pemakaian masker menjadi salah satu cara untuk mencegah penyebaran berbagai virus yang mudah menginfeksi termasuk virus corona baru atau disebut COVID-19. Meski pemakaian masker nampak sederhana, nyatanya masih banyak orang yang salah kaprah dalam memakainya.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Banyak orang yang menggunakan masker cenderung hanya sekadar menutupi hidung dan mulut tanpa menjaga kebersihannya. Alih-alih mencegah penyebaran penyakit, pemakaian masker yang tidak tepat malah bisa menjadi sumber penularan. 

"Jika melihat posisi masker di dagu mungkin ingin dibuka dulu dan mungkin juga akan dipasang kembali. Justru kondisi ini bisa membuat masker jadi sumber penularan karena bagian yang terpakai sudah terlepas dan bagian yang sebagai tempat mencegah masuknya kuman di posisi yang mudah terhirup melalui hidung," ujar Spesialis Penyakit Dalam, dr. Ari F. Syam, SpPD, dalam pernyataan resminya dikutip VIVA, Kamis 13 Februari 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Menurutnya hal ini harus menjadi perhatian, kalau tidak mau lagi menggunakan masker sebaiknya di lepas dan dibuang.  Ditambahkannya, menggunakan masker N95 memang masker ini lebih efektif untuk mencegah tertular langsung dari virus karena daya proteksi 95 persen dari partikel yang sangat kecil, tetapi lebih tepat digunakan di ruang tertutup di mana kita memang berada pada keadaan akan kontak dengan orang yang sudah positif terinfeksi virus atau tuberkulosis.

"Selain itu penggunaannya untuk waktu yang pendek, alih-alih untuk proteksi, orang yang menggunakan masker N95 akan kekurangan oksigen apalagi orang tersebut sedang berada di bandara dan sedang butuh aktivitas berjalan atau bahkan setengah berlari untuk check in dan boarding dengan lokasi gate agak jauh. Salah-salah mereka yang menggunakan masker N95 ini akan kekurangan oksigen atau hipoksia," terangnya.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Adapun kondisi hipoksia dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke atau kolaps/pingsan apalagi jika orang tersebut sudah mempunyai permasalahan dengan paru. Meski begitu, Dokter Ari tak menampik bahwa virus penyebab wabah di Wuhan itu bisa dinonaktifkan dengan suhu panas sehingga penyebarannya melalui droplets atau percikan tak perlu terlalu dikhawatirkan.

"Apalagi di udara tropik seperti kita saat ini dengan suhu udara 30 derajat celsius virus cepat mati ketika berada di udara terbuka," kata dia.

Ia menambahkan, perlu disosialisasikan secara terus menerus tentang penyakit COVID-19 dan cara penularannya dimulai dari cuci tangan pakai sabun rutin atau penggunaan antiseptik hand sanitizer akan lebih efektif untuk mencegah penyakit infeksi usus dan infeksi saluran pernapasan atas. Serta penggunaan masker yang tepat kalau memang kita sedang batuk atau pilek agar tidak menularkan kepada orang sekitarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya