Tahapan Rapid Test untuk Virus Corona COVID-19

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA –Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa rapid test tengah dikaji untuk menjadi tes virus corona COVID-19 di Indonesia. Rapid test bisa dilàkukan secara massal karena sudah ada di semua rumah sakit di Indonesia.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Meski begitu, Yuri, sapaan karibnya juga mengatakan bahwa kekurangan rapid test adalah dapat memberikan hasil yang kurang maksimal. Saat pasien yang terinfeksi belum satu minggu, biasanya hasil rapid test akan negatif. Sehingga, hal ini perlu ada pengaturan resmi dari pemerintah.

Mengenai hal ini, Tenaga Ahli Utama KSP, Brian Sriprahastuti mengatakan, harus ada protokol yang jelas agar keputusan melakukan rapid test memberikan hasil maksimal.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Ini harus ada protokol. Kalau negatif, kita harus pikirkan untuk memeriksa ulang dalam waktu 14 hari lagi. Ini kan mungkin saja sudah terinfeksi tapi antibodinya belum ada," ujar Tenaga Ahli Utama KSP, Brian Sriprahastuti, dalam tayangan tvOne, Jumat 20 Maret 2020.

Hasil negatif itu juga tetap harus membuat pasien melakukan isolasi diri lantaran diagnosisnya belum benar-benar diketahui hingga melakukan pemeriksaan ulang kembali. Sementara itu, jika hasil yang didapat adalah positif, ada kemungkinan keakuratannya minim. Sehingga akan diperiksa lagi dalam pemeriksaan standard melalui PCR.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Artinya positif kan bisa saja dia pernah atau sedang terinfeksi. Ini yang harus diperiksa ulang sesuai standard yaitu pemeriksaan sputum (dahak) dengan PCR," tambahnya.

Brian juga menegaskan bahwa meski dilakukan secara massal, tak semua masyarakat bisa menggunakannya. Tetap ada indikasi yang nantinya masuk ke dalam prosedur serta menjadi bagian dari deteksi dini.

"Artinya rapid test bukan untuk diagnosis tapi untuk skrining awal," paparnya.

Berikut tahapan melakukan rapid test di rumah sakit

Baca Juga: Dokter Ini Isolasi Diri Cegah Corona, Anaknya Nangis Tak Bisa Dekat

Pasien diambil spesimen darah

Rapid test ini memerlukan reaksi imunoglobin dari pasien positif COVID-19, minimal sudah terinfeksi 1 minggu. Jika hasilnya positif, akan diperiksa lagi, dalam waktu yang sama, dengan PCR untuk mendiagnosis.

Jika imunoglobin berasal dari pasien terinfeksi kurang dari 1 minggu atau dari pasien tidak tèrinfeksi, maka hasilnya akan negatif. Pasien akan diminta melakukan isolasi diri dan kembali lagi dites setelah 14 hari.

Rapid tes tidak memerlukan pemeriksaan lab bio security level 2. Waktu pemeriksaan hingga keluar hasil hanya 20 menit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya