Filter Udara untuk Tangkap dan Bunuh Virus Corona Telah Dikembangkan

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA – Para ilmuwan telah merancang filter udara 'tangkap dan bunuh', yang diklaim dapat menjebak virus corona dan menetralkannya secara instan. Penemuan ini dapat mengurangi penyebaran COVID-19 di ruang tertutup, seperti sekolah, rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan, serta transportasi umum, seperti pesawat terbang. 

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Materials Today Physics, perangkat itu mampu membunuh 99,8 persen virus corona, SARS-CoV-2, dalam sekali jalan melalui filternya. 

Perangkat yang terbuat dari busa nikel yang dipanaskan hingga 200 derajat Celcius tersebut, juga dapat membunuh 99,9 persen spora bakteri mematikan, Bacillus anthracis, penyebab penyakit antrax. 

"Filter ini dapat berguna di bandara dan di pesawat terbang, di gedung-gedung perkantoran, sekolah, kapal pesiar, untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Kemampuannya untuk membantu mengendalikan penyebaran virus bisa sangat berguna bagi masyarakat," ujar Zhifeng Ren, rekan penulis studi dari University of Houston (UH) di Amerika, dikutip Times of India, Kamis, 9 Juli 2020. 

Para peneliti mengatakan, mereka juga mengembangkan model desktop untuk perangkat yang mampu memurnikan udara di lingkungan terdekat pekerja kantor. 

Menurut para ilmuwan, karena virus dapat bertahan di udara selama 3 jam, filter yang dapat menghapusnya dengan cepat adalah ide yang bagus. Dengan semua sektor bisnis mulai dibuka kembali di seluruh dunia, mereka percaya mengendalikan penyebaran COVID-19 di ruang ber-AC sangat mendesak. 

Studi ini mencatat bahwa virus corona tidak dapat bertahan hidup pada suhu di atas 70 derajat Celsius. Sehingga, dengan membuat suhu filter jauh lebih panas, sekitar 200 derajat Celcsus, para peneliti mengatakan mereka dapat membunuh virus secara instan. 

Ren mengatakan, pemakaian busa nikel sudah memenuhi beberapa persyaratan utama. 

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

"Ini berpori, memungkinkan aliran udara, dan konduktif secara elektrik, yang memungkinkannya untuk dipanaskan. Itu juga fleksibel," catat para peneliti dalam sebuah pernyataan. 

Tetapi mereka menambahkan, sayangnya busa nikel juga memiliki resistivitas rendah. Sehingga sulit untuk menaikkan suhu yang cukup tinggi agar dengan cepat membunuh virus.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024
Chicco Jerikho

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Chicco Jerikho bercerita mengenai pengalaman kurang menyenangkan saat dirinya mengidap sepsis pada 2021 lalu. Informasi itu disampaikan langsung oleh Chicco Jerikho.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024