WHO: Gejala Corona yang Mengkhawatirkan Ini Harus Diwaspadai

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia alias WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyes
Sumber :
  • WHO

VIVA – Virus corona atau COVID-19 adalah penyakit menular. Satu laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperingatkan satu gejala yang mengkhawatirkan.

Muncul Wabah Langka dan Mematikan di Jepang, 21 Orang Meninggal

Laporan WHO menganalisis 56.000 kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi. Satu tanda atau gejala mengkhawatirkan dari seseorang yang terinfeksi virus corona, tercatat sebagai batuk berdarah (hemoptisis).

Untungnya, kasus ini sangat jarang, hanya muncul pada 1 persen dari 56.000 orang yang datanya ditinjau.

Kata Pj Gubernur soal Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ditahan Jaksa Karena Korupsi COVID-19

Menurut Layanan Kesehatan Masyarakat (NHS) Inggris, penyebab seseorang batuk darah, karena darah cenderung berasal dari paru-paru sebagai akibat dari batuk berkepanjangan atau infeksi dada. Darah mungkin berwarna merah cerah, atau keluar dahak yang bercampur dengan darah.

Gejala ini dikhawatirkan terjadi pada orang lanjut usia, terutama mereka yang merokok. Bagi mereka yang mengalami batuk berdarah, bahkan hanya berupa bercak, cobalah untuk memeriksakannya pada dokter. Dari situ, dokter akan memeriksa apakah Kamu memiliki kondisi medis serius yang perlu diselidiki dan dirawat.

Soekarno-Hatta Earns the Most Recovered Airport in Asia-Pacific

Penyebab umum untuk batuk berdarah, antara lain batuk berkepanjangan dan parah, infeksi dada, atau bronkiektasis. NHS membuktikan bahwa mimisan parah atau pendarahan dari mulut, dapat menyebabkan darah keluar dari air liur ketika batuk.

Penyebab yang kurang umum dari gejala ini, termasuk emboli paru (gumpalan darah di paru-paru), edema (cairan di paru-paru), dan kanker paru-paru. Selain itu, mungkin karena TBC, kanker tenggorokan, atau mengonsumsi antikoagulan, obat yang mencegah pembekuan darah, seperti warfarin, rivaroxaban, atau dabigatran.

Jika darah berwarna gelap dan mengandung sedikit makanan yang terlihat seperti biji kopi. Ini adalah masalah serius dan diperlukan perawatan di rumah sakit. Batuk darah sebagian besar merupakan sinyal dari sesuatu yang lain, selain COVID-19.

Dan, ketika batuk itu karena virus corona, kondisi kesehatan lain yang mendasarinya mungkin terjadi. Dari data yang sama yang dikumpulkan oleh WHO, 88 persen orang menderita demam, dan 68 persen lainnya mengalami batuk kering.

Batuk kering berarti tidak ada lendir atau dahak yang dikeluarkan saat batuk. NHS melaporkan, hanya batuk terus-menerus, yang baru terbukti sebagai gejala virus corona.

"Batuk terus-menerus berarti banyak batuk selama lebih dari satu jam, atau tiga atau lebih. Episode batuk berlangsung selama 24 jam," demikian menurut WHO, dikutip dari laman Express UK, Senin, 13 Juli 2020.

Banyak hal, mulai dari alergi, seperti demam hingga naiknya asam lambung, dapat menyebabkan refleksi batuk. Penyebab lain batuk, termasuk asma, tetesan postnasal dan batuk rejan (juga dikenal sebagai pertusis).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya