Jadi Relawan Uji Coba Vaksin COVID-19 Rela Tanpa Dibayar?

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/Chillsoffear

VIVA – Tim riset untuk meneliti Vaksin COVID-19 tengah gencar mencari relawan sebagai subjek untuk uji klinis di tahap tiga. Berbagai syarat dan ketentuan telah ditetapkan oleh peneliti agar benar-benar mampu menunjukkan hasil yang maksimal dari vaksin tersebut.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Bio Farma menggandeng perusahaan Sinovac asal China untuk bekerjasama mengembangkan anti virus untuk COVID-19. Setelah melalui serangkaian uji klinis di tahap 1 dan 2, kini vaksin tersebut tiba di Indonesia untuk segera dilaksanakan tahap 3.

Baca Juga: #TanyaDokter: Benarkah Gatal di Kulit Disebabkan oleh Stres?

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Untuk memulai prosesnya, dibutuhkan sebanyak 1.620 relawan untuk menjalani imunisasi sebanyak dua kali. Para sukarelawan ini juga tak boleh dalam kondisi terpaksa dan harus rela mengikuti bagian dari uji klinis ini tanpa dibayar.

"Insentif nggak ada, sukarela aja, nggak dibayar. Tapi, mereka sekali datang, untuk mengganti waktu yang dihabiskan selama imunisasi dan transportasi, kita berikan Rp200 ribu," ujar Ketua Tim Riset, Prof. Dr. dr. Kusnadi Rusmil Sp.A., dikutip dari YouTube tvOne, Rabu 29 Juli 2020.

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Selain mengganti dana transportasi, tim riset juga akan menanggung segala bentuk efek samping dan dampak yang timbul pada relawan usai diimunisasi. Mereka diberikan asuransi dan bisa dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia.

"Asuransi kalau sakit bisa berobat ke mana aja, rentang 9 bulan (atau) sampai selesai penelitian," kata Prof Kusnadi.

Ditegaskan oleh Prof Kusnadi, pemilihan sukarelawan tak bisa sembarangan khususnya terkait usia dan domisili. Hal ini lantaran proses penelitian akan terus memantau relawan tersebut dalam waktu berbulan-bulan.

"Sekarang yang datang udah banyak, asal usia enggak lewat dari 59 tahun. Domisili juga harus di Bandung agar bisa dipantau terus," terangnya.

Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Indonesia John Chen.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Taiwan berharap dapat meningkatkan kerja sama bilateral dengan Indonesia di bidang medis.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024