China Diserang Wabah Pes, Satu Desa Diisolasi karena Picu Kematian

Ilustrasi bakteri dan virus.
Sumber :
  • Physics World

VIVA – Belum reda kasus COVID-19, China kembali dihantam salah satu penyakit menular dan telah meluas. Wabah pes tersebut bahkan sudah memicu komplikasi hingga kematian pada masyarakat di desa Suji Xincun, China.

Dukung Hak Palestina, China Jalin Hubungan Erat dengan Hamas

Menurut Komisi Kesehatan Kota Baotou, pasien dari desa Suji Xincun meninggal karena gangguan sistem peredaran darah. Kematian itu dilaporkan ke otoritas kesehatan pada hari Minggu sebelum dipastikan pada hari Kamis bahwa orang tersebut meninggal karena wabah pes.

Baca juga: Masih COVID-19, Ini 5 Cara Tingkatkan Stamina secara Alami

Soal Lemahnya Penegakkan Aturan ke Tiktok, Ekonom Singgung Ambisi Jalur Sutra Tiongkok

Dikutip dari laman Metro, dalam upaya untuk menghentikan kemungkinan penyebaran, kini desa ditutup dan dilakukan desinfeksi rumah setiap hari. Masyarakat didesak untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra dan segera mencari pertolongan medis jika mereka mengalami gejala demam atau batuk.

Kota Baotou juga mengkarantina kontak dekat pasien yang meninggal, yang dinyatakan negatif mengidap penyakit tersebut dan mengonsumsi obat-obatan pencegahan. Ada pun gejalanya terbilang cukup mirip dengan yang dialami oleh pasien COVID-19.

Hajar China, Indonesia Juara EA Sports FC Pro Mobile Festival 2024

Meski begitu, tidak ditemukan kasus penyakit pes lebih lanjut di daerah tersebut. Damao Banner, distrik tempat desa Suji Xincun berada, telah disiagakan pada Level 3 untuk pencegahan wabah, terendah kedua dalam sistem empat level, hingga akhir tahun 2020.

Dari 2009 hingga 2018, China melaporkan 26 kasus dan 11 kematian akibat pes. Sejauh ini pada tahun 2020, ini adalah kasus kedua dan kematian pertama dari wabah pes yang dikonfirmasi di negara tersebut.

Pada Juli lalu, kasus penyakit pes tercatat di sebuah rumah sakit di kota Bayan Nur. Pihak berwenang mengeluarkan peringatan yang melarang perburuan dan makan hewan yang dapat membawa wabah. Pihaknya juga memerintahkan penutupan beberapa tempat wisata.

Baca juga: Peneliti Beberkan Kerusakan Sistem Imun Akibat COVID-19

Menurut statistik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 1.000 hingga 2.000 orang terkena wabah itu setiap tahun. Namun, mengingat angka-angka ini hanya menjelaskan kasus-kasus yang dilaporkan secara resmi, kemungkinan masih ada lebih banyak kasus yang belum dikonfirmasi.

Data tahun 2016 menyebutkan kemungkinan wabah ada di hampir setiap benua, terutama Amerika Serikat bagian barat, sebagian Brasil, wilayah yang tersebar di Afrika tenggara dan sebagian besar China, India, dan Timur Tengah. Wabah itu disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi.

Meskipun sering dikaitkan dengan pandemi Kematian Hitam yang menewaskan lebih dari 50 juta orang di Eropa pada Abad Pertengahan, penyakit ini belum diberantas sepenuhnya, dan telah diklasifikasikan sebagai penyakit yang muncul kembali oleh WHO.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya