Penyakit Jantung 10 Kali Lipat Berisiko Meninggal karena COVID-19

Ilustrasi serangan jantung/nyeri dada.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Komorbid atau penyakit penyerta diketahui menjadi salah satu faktor terbesar yang memperparah gejala COVID-19 pada pasien positif. Bahkan, komorbid juga menjadi pemicu kematian tertinggi pada pasien COVID-19.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Selain faktor usia lanjut, pasien dengan komorbid biasanya memiliki kondisi organ yang tak lagi berfungsi optimal, sehingga membuat gejala COVID-19 yang dialami semakin parah. Mereka umumnya akan mengalami sesak napas hingga harus mendapatkan alat bantu napas atau ventilator.

Baca juga: Perparah Gejala COVID-19, Alasan Komorbid Tak Boleh Disepelekan

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Menurut data Satgas COVID-19, sekitar 12,9 persen kematian COVID-19 memiliki penyakit penyerta hipertensi. Namun, dokter spesialis penyakit dalam dr. Candra Wiguna, Sp. PD mengatakan, tidak hanya hipertensi, tapi penyakit penyerta lain seperti diabetes atau jantung juga banyak diderita korban meninggal COVID-19.

Chandra pun menganjurkan agar pasien yang memiliki komorbid untuk mengkonsultasikan kondisinya kepada dokter. Jika perlu, minum obat secara rutin hingga bisa mengendalikan penyakitnya.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Sayangnya, Chandra menambahkan, banyak juga masyarakat yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki komorbid. Tak sedikit juga pasien COVID-19 baru menyadari memiliki komorbid setelah dinyatakan positif.

"Kalau mengetahui punya faktor risiko tinggi seperti keluarga ada yang darah tinggi, diabetes, sakit jantung atau stroke, sebelum ada gejala sebaiknya lakukan pemeriksaan fisik dan lab. Konsultasi ke dokter sebelum menderita COVID-19," ujar Chandra dalam talkshow bersama Satgas COVID-19 belum lama ini.

COVID-19 sebenarnya memiliki angka kesembuhan yang tinggi, yaitu 95 persen. Namun, dari data yang tercatat, 90 persen kematian COVID-19 ada komorbid, hanya 1-2 persen saja yang tidak ada komorbid.

"Penyakit kardiovaskuler atau jantung dan pembuluh darah dianggap sebagai komorbid yang paling meningkatkan kematian COVID-19. Orang yang mengalami kardiovaskuler berisiko meninggal 10 kali lipat," kata Chandra.

Sementara, penyakit diabetes berisiko 6 kali lipat dan hipertensi 3-4 kali lipat meninggal dunia karena COVID-19.

Baca juga: COVID-19 Pengaruhi Sistem Pencernaan, Picu Mual dan Diare

Karena itu, komorbid bisa menjadi masalah yang serius bila terinfeksi COVID-19. Namun, hal itu bisa dihindari bila penyakit penyerta bisa dikendalikan terutama sebelum menderita COVID-19.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya