Bukan Keto, Ternyata Ini Diet Terbaik dan Paling Menyehatkan

ilustrasi perut rata, perut buncit, diet
Sumber :
  • Pixabay/ Public Domain Pictures

VIVA – Diet menjadi salah satu kunci untuk memiliki berat badan ideal. Diet sendiri beragam jenisnya, mulai dari diet karbo, diet protein hingga diet keto.

Dear Penderita Maag, 5 Tips Ini Bermanfaat Untukmu

Berbagai jenis diet pun menawarkan jaminan penurunan berat badan bagi yang melakukannya. Namun, manakah diet yang paling dianggap sehat?

Dilansir dari laman Times of India, Rabu, 6 Januari 2021, US News and World Report telah menyebut bahwa diet Mediterania sebagai diet terbaik untuk 2021. Kebiasaan diet ini  berdasarkan makanan tradisional dari kawasan Mediterania dipilih karena mudah diikuti, berbasis bukti dan bergizi seimbang.

Menu Sahur Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Tren diet yang menekankan pada buah-buahan, sayuran dan biji-bijian selalu dianggap sebagai salah satu diet paling sehat. Diet ini juga menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit dan meningkatkan umur panjang.

Panel ahli gizi dan ahli di bidang diabetes, kesehatan jantung dan penurunan berat badan memilih diet Mediterania sebagai pilihan utama dari 39 pola makan, termasuk Keto, Weight Watchers dan Atkins.

Mau Diet Defisit Kalori saat Lagi Puasa? Begini Caranya

Selain mempertahankan posisi pertama sebagai Pola Makan Terbaik Secara Keseluruhan, pola makan tradisional kawasan Mediterania juga menempati urutan teratas dalam Diet Terbaik untuk Makan Sehat, Diet Paling Mudah untuk Diikuti, Diet Terbaik untuk Diabetes dan Berbasis Tanaman Terbaik. 

Anehnya, diet Keto yang paling banyak dicari. Sementara diet Whole30 dan Atkins berada di peringkat paling rendah di daftar US News & World Report karena keberlanjutan dan pembatasannya yang buruk.

Apa itu diet Mediterania?

Diet mediterania berarti mengikuti pola makan tradisional orang yang tinggal di kawasan Mediterania, seperti Yunani, Italia dan Prancis. Tren diet ini berfokus pada lebih banyak konsumsi produk hijau, biji-bijian, kacang-kacangan dan minyak zaitun. 

Konsumsi unggas, ikan dan daging merah dibatasi setiap minggu. Sedangkan produk susu dikonsumsi dalam jumlah sedang. Selain itu, diet ini juga menekankan Anda untuk aktif secara fisik dan minum wine merah secukupnya.

Diet mediterania dimulai pada 1960-an setelah diketahui bahwa orang yang tinggal di negara-negara Mediterania lebih sedikit meninggal akibat penyakit jantung koroner dibandingkan dengan warga AS dan bagian lain Eropa. 

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui diet ini sebagai pola makan yang sehat dan berkelanjutan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat membantu menurunkan berat badan, mencegah serangan jantung, stroke, diabetes tipe 2 dan kematian dini.

Sesuai dengan American Heart Association, rata-rata diet Mediterania mengandung persentase kalori yang tinggi dari lemak. Namun, tidak berbahaya karena berasal dari lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun. Jika Anda mencoba membatasi asupan lemak, diet ini mungkin tidak terlalu membantu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya