Kasus Varian Delta Kian Meluas, Epidemiologi: Jangan Remehkan!

Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Varian baru COVID-19 kian bertambah dan penyebarannya pun makin meluas di Tanah Air. Salah satunya varian B.1617.2 alias delta, asal India, yang ternyata sudah tersebar di berbagai daerah di Pulau Jawa dan Bali.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Hal itu diungkap oleh Epidemiolog FKUI, Pandu Riono PhD., yang menyebut bahwa varian delta sudah sangat meluas di banyak kota dan kabupaten di dua pulau tersebut.

Pandu mengklaim bahwa hal tersebut sebenarnya sudah diprediksi oleh banyak ahli dan sudah seharusnya ditekan dengan membatasi mobilitas.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Sesuai prediksi, mutan Delta sudah meluas ke Jawa-Bali dan juga luar Jawa-Bali. Jangan remehkan keperkasaan virus mutan jenis Delta yg terus bermutasi & bereplikasi bila penularan tidak ditekan dg cepat & maksimal. Mobilitas pddk yg sebarkan mutan tsb," ujar Pandu, dikutip dari akun Twitter pribadinya @drpriono1.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dalam gambar peta terkait penyebaran varian Delta, terlihat bahwa virus sudah sangat menyebar luas di berbagai pelosok. Padahal, varian Delta awalnya hanya ada di 6 provinsi yakni Bali, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Meski sudah terlanjur menyebar, namun penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diharapkan mampu menurunkan laju penularan.

"Patut diakui bahwa penerapan PPKM Darurat terlambat. Kini pun sulit diterapkan dg maksimal. Partisipasi Rakyat belum dioptimalkan.  Pemda perlu monitor terus. Jangan tergoda untuk terapkan terapi medis yg belum terbukti valid. Kementerian perlu sesuai pd tupoksinya," saran Pandu.

Lebih dalam, pemantauan PPKM Darurat juga harus terus dilakukan dan dievaluasi hasilnya agar menentukan langkah selanjutnya.

Pandu pun tak menutup kemungkinan untuk adanya lockdown apabila hasil PPKM Darurat terus menunjukkan penambahan kasus positif COVID-19 yang melonjak.

"Pembatasan Kegiatan Penduduk yg Maksimal (lockdown) bukan pilihan yg menyenangkan dalam mengatasi pandemi. Bisa dihindari bila semua orang disiplin dalam perilaku 5M, Tes-Lacak-Isolasi yg optimal dan Vaksinasi yg cepat menjangkau sebagian besar penduduk yg vulnerable," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya