Logo BBC

Apa Itu Anxiety, Apa Saja Gejalanya, dan Apa Bedanya dengan Depresi?

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Itu, selain gejala yang disebutkan di atas, misalnya suasana hati yang mudah berubah-ubah, kesulitan berkonsentrasi, berkeringat, dan pusing.

Ilustrasi balon menyentuh kaktus
Getty Images
Para ahli mengatakan Anda perlu awas dan mencari pertolongan profesional ketika kecemasan menjadi konstan dan memengaruhi kualitas hidup Anda.

Ada banyak pembicaraan tentang dampak kehidupan modern, media sosial, dan pandemik Covid-19 pada kecemasan yang dirasakan secara luas, namun ini bukanlah fenomena yang baru .

Seneca, seorang filsuf asal Andalusia yang selalu bersiap untuk hal terburuk, telah menaruh perhatian pada perilaku cemas di Kekaisaran Romawi.

Pada awal abad ke-17, dramawan Inggris William Shakespeare mengamati dan menulis tentang karakter-karakter dengan perilaku cemas dan obsesif, misalnya Lady Macbeth dan Hamlet.

Tiga abad kemudian, psikoanalis Austria Sigmund Freud menganalisis secara klinis fenomena serangan panik, pada waktu ketika belum ada istilah saintifik dan diagnosis tentang masalah kesehatan mental ini.

Ada juga perspektif evolusi tentang ini.

Menurut Layanan Kesehatan Inggris (NHS), kecemasan adalah reaksi alami dalam tubuh manusia yang kerap dikaitkan dengan insting yang disebut "fight or flight", yaitu insting binatang untuk mempertahankan diri ketika dikepung oleh predator di alam liar.

Tubuh manusia, melalui instrumen seperti sistem syaraf dan hormon, mengenali bahaya, memfokuskan perhatian kepadanya, mendorong perubahan dalam tubuh - misalnya mempercepat detak jantung - dan mengeluarkan adrenalin sebagai reaksi.

Perempuan yang akan tenggelam.
Getty Images
Ada banyak pembicaraan tentang dampak kehidupan modern, jejaring sosial, dan pandemi Covid-19 pada kecemasan secara umum, tetapi fenomena ini bukanlah hal baru.

Masalahnya ialah ketika kecemasan menjadi berlebihan dan dirasakan setiap hari.

Dan ketika pemicu kecemasan berlebihan ini beragam, misalnya lingkungan, genetis, psikologis, dan developmental.

Pemicu ini dapat merupakan situasi yang spesifik dan konkret, misalnya ketika orang terkasih jatuh sakit, dipecat dari pekerjaan, situasi kekerasan, atau takut dipermalukan di depan umum.

Namun seringkali kecemasan berlebihan ini muncul dari sesuatu yang bahkan orang yang mengalaminya pun tidak tahu.

Atau orang itu tahu penyebabnya dan memahami bahwa tidak ada alasan untuk bereaksi berlebihan, tetapi ia tetap tidak bisa mengendalikannya.

"Kecemasan menjadi patologis ketika ia mulai mengganggu kehidupan individu, memberikan dampak negatif dan menyebabkan penderitaan, ketidaknyamanan emosional, dan berkurangnya kualitas hidup," jelas Menezes, dari UFRJ.

"Dalam situasi ini, bantuan dari spesialis perlu dicari untuk mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan kecemasan," ia menambahkan.