Ada 131 Kasus Gagal Ginjal Misterius, IDAI Sebut Organ Lain Ikut Terdampak

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

VIVA Lifestyle – Gagal ginjal akut misterius menyita perhatian masyarakat di Indonesia lantaran dialami oleh ratusan anak di 14 provinsi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan investigasi dan turut menemukan fakta mengejutkan bahwa organ lain ikut terdampak yang bisa membahayakan pasien.

7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

"Ada 14 IDAI cabang yang laporkan kasus ini, tanpa ada penyebab yang jelas dan jumlah ada 131 anak," ujar Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), dalam konferensi pers daring, Selasa 11 Oktober 2022. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Dokter Eka melanjutkan bahwa dari laporan, tercatat 35 kasus muncul di bulan Agustus, puncaknya pada September ada tambahan sebanyak 71 kasus, dan mulai menurun menjadi tambahan 11 kasus serta 9 kasus di Oktober 2022. Lebih dalam, dokter Eka menegaskan bahwa IDAI telah melakukan investigasi namun belum ada kesimpulan terkait penyebabnya.

Lindungi Anak Dari Bahaya Penyakit Menular! Ketahui Jenis Imunisasi yang Tepat

"Invetigasi kami belum ada konklusi. Kami sudah cari berbagai panel, sudah kami cari infeksi dari segala macam virus dan bakteri apa yang ada di tubuh kita bisa terdeteksi dan sudah kami lakukan itu, dan kami sudah lakukan swab tenggorok, bukan hanya PCR tapi panel seluruh infeksi yang dapat membuat infeksi pada saluran pernapasan. Tidak ada virus yang seragam dan tidak bisa disimpulkan virusnya itu," terang dokter Eka lagi.

Ilustrasi ginjal/batu ginjal.

Photo :
  • Freepik/brgfx
Tanggapan Satgas ASI IDAI Terkait Metode Freeze Drying ASI yang Sedang Marak

Lebih dalam, dokter Eka juga menyebutkan sudah melakukan swab dari anus untuk menggali jenis infeksi. Namun, hasilnya pun nihil lantaran tak konsisten. Mirisnya, anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut turut mengalami masalah di organ lainnya.

"Yang jelas anak-anak ini tidak hanya alami gangguan pada ginjal saat kami lakukan pemeriksaan di lab. Mereka alami yang kami sebut dengan peradangan di banyak organ. Ada tanda-tanda peradangan di hati, di gangguan dalam sistem darah jadi ada kekentalan darah. Jadi, ini tidak hanya libatkan organ ginjal," bebernya.

Lantaran turut berdampak pada organ lain, pasien anak-anak ini pun mengalami penurunan kesadaran sehingga memicu kondisi yang berbahaya. Di awal, banyak pasien anak ini mengalami penurunan urine hingga akhirnya kesadarannya ikut menurun.

"Tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine atau air seni dan kita masih belum dapatkan apa penyebabnya. Kami sudah berupaya mencari tapi data belum mengarah pada satu titik tertentu, dan investigasi kami jauh lebih lengkap," pungkas dokter Eka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya