Pandemi COVID-19 Sebabkan Peningkatan Kasus HIV/AIDS di Tangerang

Ilustrasi HIV/AIDS.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Pemerintah Kabupaten Tangerang, melalui Dinas Kesehatan setempat mencatat, angka pengidap HIV/AIDS mencapai 522 kasus. Angka ini pun mengalami kenaikan dari tahun 2021 yakni, 414 kasus.

Peningkatan ini terjadi akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi Pandemi COVID-19, yang ternyata tidak berdampak pada sektor ekonomi saja, tapi juga sisi kesehatan.

Konsultan HIV RSUD Kabupaten Tangerang, dr. I Gede Raikosa menyebutkam, membenarkan tingginya angka kasus HIV saat ini dikarenakan pandemi COVID-19 yang telah menurunkan tingkat kesadaran masyarakat akan keberadaan penyakit ini.

Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia di Tangerang.

Photo :
  • VIVA/Sherly (Tangerang)

"Faktor pertama adalah pandemi, di mana kesadaran si masyarakat untuk memeriksaan diri ke rumah sakit atau dokter menurun, mereka ini takut kalau tertular virus, hingga akhirnya si virus (HIV) ini kian menyebar," katanya dalam Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia dengan tema Equalize atau Kesetaraan di Tangerang, Minggu, 4 Desember 2022.

Lanjut dia, kasus itu juga tidak hanya terjadi pada kelompok tertentu atau kaum marginal yang disebut LGBT. Namun, sudah masuk dalam kondisi heterogen masyarakat atau bervariasi.

"Ini heterogen, artinya kalau dulu hanya ada di kaum tertentu saja, tapi sekarang sudah banyak, ada di rumah tangga, bisa karena penggunaan jarum suntik, dan lain-lain," ujarnya

Alhasil melihat kasus HIV yang terus meningkat, pihaknya bersama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesoa (PAPDI) pun mengkampanyekan soal kesetaraaan bagi para ODHA.

DPR Beri Respons Positif soal Kinerja Menteri BUMN yang Mampu Capai Target

Ketua PAPDI Banten, dr. Edison Y.P Saragih mengatakan, kesetaraan ini dimaksudkan agar para ODHA juga mempunyai kedudukan yang sama dengan masyarakat biasa dan tidak diskriminalisasi, agar mereka mau untuk berjuang agar bisa mengendalikan virus tersebut.

"Kita mengkampanyekan untuk diperlukan adanya kesetaraan antara ODHA dan para masyarakat biasa, tidak ada diskriminalisasi, agar mereka didukung untuk mau atau berani melakulan pengecekam, serta bisa mengendalikan virus itu dalam tubuhnya," ungkapnya.

Muncul Wabah Langka dan Mematikan di Jepang, 21 Orang Meninggal
Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024