Konsumsi Kopi Bahaya Buat Penderita Hipertensi, Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
- Freepik
VIVA Lifestyle – Penyakit kardiovaskular mengacu pada berbagai kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini sering disebabkan oleh penumpukan lemak di pembuluh darah begitu juga pembekuan darah.
Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi juga meningkatkan risiko Anda karena tekanan ekstra yang diberikan pada organ-organ Anda.
Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab tertinggi kematian di Inggris dan termasuk penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit pembuluh darah perifer.
Penyakit Jantung
- U-Report
Pemicu penyakit kardiovaskular yang diketahui sebagian besar adalah faktor gaya hidup seperti kelebihan berat badan, tidak cukup berolahraga, memiliki kolesterol tinggi dan merokok.
Kini riset telah menemukan bahwa seberapa banyak kopi yang Anda konsumsi juga bisa menjadi penyebabnya.
Dilansir dari laman Express, studi baru ini yang dipublikasikan di jurnal American Heart Association, menunjukkan bahwa minum dua cangkir atau lebih kopi sehari bisa melipatgandakan risiko kematian dari penyakit kardiovaskular di antara orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi parah.
Di dalam studi ini, tekanan darah tinggi parah dianggap 160/100 millimeter merkuri (mmHg) atau lebih tinggi. Tekanan darah yang sehat adalah antara 90/60mmHg dan 120/80mmHg.
Namun, studi ini menemukan bahwa satu cangkir kopi dan konsumsi teh hijau setiap hari tidak meningkatkan risiko kematian yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular pada pengukuran tekanan darah apapun, meskipun kedua minuman itu mengandung kafein.
ilustrasi kopi.
- Pixabay/acekreations
"Temuan ini mungkin mendukung tuntutan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi parah harus menghindari meminum kopi berlebihan," jelas penulis senior studi Hiroyasu Iso.
"Karena orang dengan hipertensi parah lebih rentan terhadap efek kafein, efek membahayakan kafein yang mengurangi efek melindunginya dan bisa meningkatkan risiko kematian," lanjutnya.
Sebagai bagian dari studi, lebih dari 6.570 pria dan 12.000 wanita berusia 40-79 tahun, ambil bagian. Partisipan memberikan data melalui pemeriksaan kesehatan dan kuisioner yang diisi sendiri menilai gaya hidup, diet dan riwayat medis.
