Studi: Pemanis Buatan Bisa Picu Pembekuan Darah dan Serangan Jantung

Ilustrasi gula
Sumber :
  • Pixabay/955169

VIVA Lifestyle – Kini, banyak merk dagang yang menjual pemanis buatan dengan embel-embel bebas atau rendah gula. Biasanya, pihak yang memilih produk ini adalah yang menjaga berat badannya atau sedang diet. 

Namun, sebuah studi baru mengatakan bahwa pemanis nol kalori dapat menyebabkan serangan jantung dan pembekuan darah

Sebuah studi yang diterbitkan pada Senin lalu, di jurnal Nature Medicine menemukan bahwa erythritol, pengganti gula yang biasanya digunakan dalam produk keto rendah gula, terkait dengan pembekuan darah, stroke, serangan jantung, dan kematian.

Ilustrasi jantung kanan.

Photo :
  • U-Report

Para peneliti menemukan bahwa individu, yang memiliki faktor risiko penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, dengan tingkat erythritol tertinggi dalam darah mereka terbukti memiliki risiko dua kali lipat untuk kondisi kesehatan tersebut.

"Tingkat risikonya bisa dikatakan tidak kecil," kata penulis studi Dr. Stanley Hazen, direktur pusat diagnostik dan pencegahan kardiovaskular di Cleveland ClinicLerner Research Institute, melansir People. 

"Jika tingkat erythritol darah Anda berada di 25% teratas dibandingkan dengan 25% terbawah, ada risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk serangan jantung dan stroke. Ini setara dengan faktor risiko jantung terkuat, seperti diabetes." lanjut Hazen. 

Para ahli mencatat bahwa meskipun ada tren, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak erythritol.

Kenapa Serangan Jantung Terjadi Pada Saat Tidur di Malam Hari?

Ilustrasi gula

Photo :
  • Pixabay/955169

Robert Rankin, direktur eksekutif Dewan Kontrol Kalori, mengatakan bahwa "hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian ilmiah selama beberapa dekade yang menunjukkan pemanis rendah kalori seperti erythritol aman, sebagaimana dibuktikan oleh izin peraturan global untuk penggunaannya dalam makanan dan minuman."

Daftar Harga Pangan 7 Mei 2024: Beras Turun, Daging Ayam hingga Gula Naik

Dia menambahkan bahwa hasil ini "tidak boleh diekstrapolasi ke populasi umum, karena peserta dalam intervensi sudah berisiko tinggi mengalami kejadian kardiovaskular."

Karena penemuan ini, pihak peneliti akan melakukan studi lebih lanjut dan mencari jalan keluar atau hasil yang tepat, agar aman digunakan semua pihak.

Studi Terbaru Mengungkap 5 Skincare Terbaik Buatan Lokal di Indonesia
20% Istri Berusia 45 hingga 55 Tahun Memiliki Keinginan Berganti Suami

Menurut Penelitian, 20% Istri Berusia 55 Tahun Memiliki Keinginan Berganti Suami

Wanita yang bernama dr Aisah Dahlan memaparkan bahwa seorang istri yang sudah berusia 45 tahun hingga 55 tahun menginginkan berganti pasangan.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024