Pakar: Air Mineral Tidak Ada Kaitannya dengan Risiko Kemandulan

Ilustrasi minum air/air putih.
Sumber :
  • Pexels/Lisa Fotios

JAKARTA – Penggunaan galon guna ulang sebagai kemasan pangan dipastikan tidak menyebabkan gangguan kesehatan apapun bagi manusia. Jaminan keamanan itu berkenaan dengan adanya isu yang menyebutkan bahwa pemakaian galon guna ulang dapat menyebabkan gangguan reproduksi, mengganggu pertumbuhan embrio dan janin hingga autisme pada anak.

Terkuak, Usia Janin Wanita Hamil di Kelapa Gading yang Tewas Dibunuh

"Nggak ada tuh penelitian atau hasil kajian yang berkaitan dengan itu. Jadi rasanya hoax itu," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra di Jakarta, dikutip Kamis 10 Agustus 2023. Scroll untuk info selengkapnya. 

Dia menegaskan bahwa galon berbahan polikarbonat itu dipastikan aman untuk dipakai sebagai kemasan pangan. Penegasan sekaligus dilakukan berkenaan dengan beredarnya kampanye hitam terkait paparan Bisphenol A (BPA) dalam galon guna ulang.

Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Gimana Cara Tunjukkan Kepedulian?

Menurutnya, kampanye hitam yang dilakukan oleh pihak tertentu justru sangat merugikan masyarakat. Langkah tersebut menyebarkan ketakutan di tengah masyarakat sehingga publik enggan untuk mengonsumsi air minum untuk memenuhi kebutuhan.

Bisa Picu Kanker, Ini Biang Kerok Penyebab Tingginya Kadar Bromat dalam Air Minum Kemasan

"Air mineral seharusnya harus dikonsumsi dalam dosis yang cukup, tidak ada kaitannya dengan risiko kemandulan dan segala macem," katanya.

Hermawan tidak menampik bahwa BPA memang digunakan dalam banyak kemasan pangan mulai dari plastik, kaleng hingga galon. Namun, epidemiolog ini melanjutkan bahwa penggunaan BPA dalam kemasan pangan yang ada di Indonesia, apalagi galon masih dipastikan aman.

Dia menjelaskan, kemandulan dan gangguan kesehatan lain biasanya disebabkan dengan sesuatu yang bersifat biologis atau paparan bakteri tertentu. Sehingga, sambung dia, rasanya tidak mungkin air mineral dapat menyebabkan kemandulan hingga gangguan kesehatan bagi manusia termasuk janin.

Pakar kebijakan kesehatan ini lantas bertanya landasan atas informasi yang menyebutkan bahwa air galon guna ulang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Dia mengatakan, sejauh ini tidak ada hasil penelitian yang memastikan hal tersebut.

"Justru saya bertanya informasi itu (BPA dapat menyebabkan gangguan kesehatan) dari mana? Rasanya hasil penelitian juga tidak ada yang bicara ke arah sana," katanya.

galon air

Photo :
  • Pixabay

Lebih jauh, dia mengatakan bahwa penggunaan galon guna ulang di Indonesia telah melewati berbagai macam tes dan standarisasi. Sehingga penggunaan galon yang beredar di masyarakat sudah dijamin aman oleh banyak lembaga terkait.

"Perdebatan selama ini, ada yang galon berbahan BPA dan bebas BPA, tapi semua sudah aman karena sudah memenuhi standar nasional dan juga sudah ada izin edar dari BPOM," ungkapnya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga telah menegaskan bahwa air kemasan galon isi ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang merupakan berita bohong.

"(Air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax," katanya.

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia IPB, Profesor Ahmad Sulaeman mengatakan bahwa belum ada negara yang membuat peraturan terkait BPA Free dalam kemasan pangan. Lagipula, kandungan BPA dalam kemasan pangan di negara-negara dunia masih dikategorikan dalam batas aman, termasuk di Indonesia.

Batas maksimum migrasi BPA di Indonesia adalah 0,6 bpj dan ini masih sangat sesuai dengan mayoritas batas maksimum migrasi BPA negara-negara maju di dunia lainnya. Contohnya Jepang (2,5 bpj), Korea Selatan (0,6 bpj), China (0,6 bpj), bahkan Amerika tidak ada batas spesifik migrasinya.

Ilustrasi BPA.

Photo :
  • Pixabay.

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad mengatakan, galon guna ulang sudah memenuhi semua persyaratan untuk bisa diperjualbelikan di masyarakat. Dia menegaskan, air yang dimuat di dalam galon tersebut juga telah dikategorikan sebagai air layak minum.

Menurutnya, logo Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disematkan pada kemasan menunjukkan bahwa galon sudah melalui pemeriksaan (audit), baik dari sisi kesesuaian produk maupun konsistensinya, termasuk parameter yang melindungi konsumen dari bahaya akibat penggunaan produk tersebut.

"Jadi, karena sudah ber-SNI, bisa dipastikan bahwa air galon ini aman untuk dikonsumsi sebagai air minum," katanya.

Sebelumnya, beredar informasi yang menyebutkan bahwa BPA yang digunakan dalam galon guna ulang berpotensi mengancam kesehatan. Kenyataan di lapangan, galon guna ulang telah digunakan puluhan tahun oleh masyarakat dan tidak memiliki dampak apapun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya