Polusi Udara Buruk di Jakarta, KLHK Klaim Akibat Kendaraan Bermotor

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/ M Ali Wafa

JAKARTA – Polusi udara di ibu kota DKI Jakarta sedang disorot lantaran sudah kian memburuk hingga dikeluhkan masyarakat luas dari berbagai kalangan. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro mengklaim bahwa pengguna kendaraan bermotor yang kian bertambah menjadi penyebab polusi udara yang memburuk.

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

Sigit menjelaskan data yang ada di tahun 2022 bahwa 24,5 juta kendaraan bermotor tercatat di DKI Jakarta. Kemudian, sebesar 78 persen di antaranya adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor.

"Kemudian, (rata-rata) pertumbuhannya per tahun dari 2018-2022 itu 5,7 persen dan sepeda motor itu 6,38 persen," ujar Sigit Reliantoro dikutip dalam kanal YouTube KLHK. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Lebih dalam, Sigit menyoroti bahwa kendaraan bermotor ini rata-rata bertambah 1,2 juta unit tiap tahun.

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Fauzan/nym.
Bus Hino RM 280 ABS Jadi Andalan di Kalimantan Tengah

Dari pertambahan angka itu, sebanyak 1.046 juta unit tercatat adalah sepeda motor. Maka, Sigit menggarisbawahi pentingnya peran transportasi umum di perkotaan.

"Jadi yang paling penting konsep transportasi itu bagaimana memperbanyak perpindahan orang, bukan memperbanyak perpindahan kendaraan. Sehingga efisiensi per kendaraan itu sangat penting," tambahnya.

Sigit membeberkan bahwa untuk satu kendaraan sepeda motor saja yang bisa mengangkut 2 orang dapat memproduksi sebesar 7 karbodioksida (CO) gram per kilometer.

Angka itu jauh lebih besar dibanding kendaraan mobil menghasilkan 1,71 CO gram per kilometer dan bus yang menghasilkan 2,3 CO gram per kilometer.

Polusi Udara di Jakarta Meningkat

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

"Jadi artinya kalau kita naik bus, itu kontribusi kita terhadap CO itu jauh lebih kecil dibandingkan kita naik sepeda motor," terang Sigit.

Sigit menuturkan bahwa dari CO tinggi tersebut muncul fenomena street canyon di kota besar. Hal itu membuat polusi udara terkumpul ke atas permukaan dan terperangkap karena gedung tinggi yang mengelilinginya.

"Hal itu yang menyebabkan hasil pengukuran kualitas udara perkotaan selalu menunjukkan angka kurang baik bagi kesehatan manusia," jelasnya.

Maka dari itu, Sigit menekankan bahwa masyarakat perlu memahami agar dapat melakukan perubahan gaya hidup terkait polusi udara. Dengan perubahan pola pikir akan kegunaan transportasi umum, polusi udara yang tercemar diharapkan dapat membaik.

"Mengubah gaya hidup menjadi penting di daerah perkotaan," imbuh Sigit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya