Usia dan Gaya Hidup Ayah Bisa Picu Janin Cacat

Ilustrasi pria mengasuh anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kita semua telah mendengar bahwa kondisi dan makanan yang dipilih ibu selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan bayi, tapi sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa usia dan gaya hidup ayah juga memberi pengaruh yang sama.

Dampak Anak yang Dilahirkan dari Hubungan Inses, Bisa Terlahir Cacat hingga Kematian Dini

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Georgetown University Medical Center mengungkapkan, ada hubungan antara cacat lahir dengan usia, konsumsi alkohol, dan lingkungan ayah. Para peneliti itu menyebut bahwa cacat pada janin yang ditimbulkan merupakan hasil dari perubahan epigenetik yang berpotensi memengaruhi beberapa generasi berikutnya.

Seorang peneliti senior, Joanna Kitlinska mengatakan bahwa dalam penelitian tersebut, ayah dan ibu memiliki peranan penting terhadap status kesehatan calon bayi mereka. Ini merupakan sebuah kesimpulan wajar yang baru sekarang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan.

Merinding, Begini Kondisi Keturunan Keluaga yang Lakukan Hubungan Inses

Dia menuturkan bahwa nutrisi, hormon, dan lingkungan psikologis yang diberikan ibu secara permanen mengubah struktur organ, respons seluler, dan ekspresi gen pada janin. Tapi, penelitian yang dilakukan menunjukkan hal serupa juga terjadi pada ayah.

"Gaya hidup dan usia ayah bisa direfleksikan pada molekul yang mengendalikan fungsi gen,” kata dia, seperti dikutip dari Times of India.

Begini Detik-detik Pemerkosa SPG dalam Mobil Berjalan Tak Berkutik Saat Dicokok Polisi

Dengan demikian, Kitlinska menambahkan, ayah bisa memengaruhi tidak hanya janin yang sedang dikandung ibu, tapi juga keturunan-keturunannya di masa mendatang. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Stem Cells tersebut juga ditemukan bahwa usia ayah yang tua berkorelasi dengan tingginya risiko skizofrenia, autisme, dan cacat lahir pada anak.

Sementara diet terbatas yang dilakukan ayah saat remaja berkaitan dengan berkurangnya risiko kematian karena serangan jantung pada anak dan cucunya. Sedangkan obesitas pada ayah bisa memengaruhi melebarnya sel lemak, perubahan pengaturan metabolisme, diabetes, obesitas, dan pembentukan kanker otak.

Stres psikososial ayah akan berpengaruh pada ciri-ciri prilaku kurang baik pada keturunannya. Dan, ayah yang mengonsumsi alkohol bisa menurunkan bobot bayi baru lahir, mengurangi ukuran otak, dan merusak fungsi kognitif.

“Temuan baru dari epigenetik yang diturunkan ayah perlu diorganisasi lagi agar bisa direkomendasikan secara klinis dan mengubah gaya hidup mereka,” tutur Kitlinska.

Laporan: Adinda Permatasari

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya