PAPDI Dorong Para Dokter untuk Edukasi Masyarakat Langsung

Stetoskop dokter
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kekeliruan dan kurangnya informasi tentang suatu penyakit di Indonesia seringkali, menyebabkan para pasien yang mengalami penyakit kronis terlambat ditangani.

Pengalaman Seram Dokter Forensik Stephanie Diganggu Arwah Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibunya

Untuk itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dalam Pertemuan Ilmiah Nasional, selain mendorong peningkatan kompetensi para dokter spesialis penyakit dalam, juga mendorong agar para dokter juga mampu memberikan informasi jelas kepada masyarakat awam.

"Itu memang menjadi misi, jadi dalam visi misi PAPDI itu tadi, bahwa soal anggota PAPDI harus memberikan informasi yang benar ke masyarakat," kata DR . Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, Ketua PAPDI Jakarta Raya, saat jumpa Pers di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman Jakarta Pusat, Jumat 28 Oktober 2016.

Ruben Onsu Akui Ada Masalah Pada Penglihatan hingga Harus Dipantau Dokter

Ia juga mengatakan, saat ini di beberapa daerah juga mulai banyak dokter yang aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat, di luar dari jam praktiknya sebagai dokter.

"Kaya di Gorontalo itu cukup aktif talkshow ke media, ke televisi, kami memang memberikan akses itu, dan itu sebagai laporan kegiatan mereka ke kita," tambah Ari.

Cerita Pengalaman Dokter Djaja Surya Atmadja Tangani Pasien Kebal Senjata

Menurutnya, hal tersebut mempunyai poin tersendiri untuk seorang dokter. Penilaian ini nantinya akan diakumulasi untuk rekomendasi pada saat sertifikasi terutama untuk dokter penyakit dalam yang biasa diadakan selama 5 tahun sekali.

"Poin-poinnya selain mengikuti pelayanan ilmiah, 20 persennya juga pengabdian masyarakat, oleh karena itu apapun namanya menjadi narasumber, atau mengumpulkan dan memberikan informasi di pengajian, itu salah satu poin penting," kata dia.

Menurutnya, jika poin tersebut tidak mampu terpenuhi, seorang dokter terutama penyakit dalam, tidak bisa mendapatkan izin praktik.

"Jadi dia harus interaksi bukan dalam pengobatan tapi harus benar benar terjun ke masyarakat," tegas dia.

Lansia periksakan diri ke dokter.

Ahli forensik yang menguasai patologi dan toksikologi, dr Djaja Surya Atmadja

Ditanya Apakah Pernah Menangani Pasien Korban Santet? Ini Kata Dokter Forensik Djaja Surya Atmadja

Sebagian masyarakat Indonesia masih mempercayai keberadaan Santet. Santet biasa dilakukan dengan bantuan seorang dukun dengan memasukkan benda asing ke tubuh korban.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024