Konsumsi Frozen Yoghurt Tingkatkan Risiko Parkinson

Frozen yoghurt.
Sumber :
  • Pixabay/Orentodoros

VIVA.co.id – Frozen yoghurt (froyo) memang menjadi salah satu makan populer saat ini. Produk olahan susu fermentasi ini dijual dengan berbagai macam bentuk lucu dan unik sehingga membuat banyak orang penasaran dan ketagihan untuk menikmatinya. Meskipun konsumsi yoghurt dikenal menyehatkan, namun kenyataannya tidak selalu demikian.

RS Premier Bintaro Raih Penghargaan International Patient Safety Conference di India

Dilansir dari laman Daily Meal, Jumat, 16 Juni 2017, sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University's Chan School of Publich Health mengatakan bahwa konsumsi froyo dan produk olahan susu rendah lemak lain dapat meningkatkan risiko Parkinson, kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan.

Seperti yang telah diketahui, penyakit ini telah menyerang lebih dari 10 juta orang di dunia, menurut data yang dikeluarkan oleh Parkinson's Disease Foundation.

4 Makanan yang Wajib Dihindari Penderita Penyakit Jantung

Penelitian terhadap konsumsi froyo ini dilakukan selama lebih dari 25 tahun dan melibatkan 80.736 wanita dan 48.610 pria. Para responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai kesehatan dan makanan mereka selama dua dan empat tahun. Di akhir penelitian diketahui bahwa sebanyak 1.036 orang mengidap Parkinson.

Para peneliti kemudian meneliti hubungan antara penyakit tersebut dengan olahan susu yang dikonsumsi responden termasuk susu, krim, keju, yoghurt, es krim, butter, margarin dan sherbet. Hasilnya menunjukkan konsumsi susu utuh dan olahan susu full fat tidak memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan penyakit Parkinson.

5 Minuman Sehat Sebelum Tidur yang Bisa Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ketat

Namun sebaliknya, mereka yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi olahan susu rendah lemak memiliki risiko mengidap Parkinson 34 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsinya sekitar satu porsi per hari.

Lebih khususnya, responden yang mengonsumsi olahan susu rendah lemak dan susu skim memiliki peluang 39 persen lebih tinggi terkena penyakit ini. (one)

 – Frozen yoghurt (froyo) memang menjadi salah satu makan populer saat ini. Produk olahan susu fermentasi ini dijual dengan berbagai macam bentuk lucu dan unik sehingga membuat banyak orang penasaran dan ketagihan untuk menikmatinya. Meskipun konsumsi yoghurt dikenal menyehatkan, namun kenyataannya tidak selalu demikian.

Dilansir dari laman Daily Meal, Jumat, 16 Juni 2017, sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University's Chan School of Publich Health mengatakan bahwa konsumsi froyo dan produk olahan susu rendah lemak lain dapat meningkatkan risiko Parkinson, kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan.

Seperti yang telah diketahui, penyakit ini telah menyerang lebih dari 10 juta orang di dunia, menurut data yang dikeluarkan oleh Parkinson's Disease Foundation.

Penelitian terhadap konsumsi froyo ini dilakukan selama lebih dari 25 tahun dan melibatkan 80.736 wanita dan 48.610 pria. Para responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai kesehatan dan makanan mereka selama dua dan empat tahun. Di akhir penelitian diketahui bahwa sebanyak 1.036 orang mengidap Parkinson.

Para peneliti kemudian meneliti hubungan antara penyakit tersebut dengan olahan susu yang dikonsumsi responden termasuk susu, krim, keju, yoghurt, es krim, butter, margarin dan sherbet. Hasilnya menunjukkan konsumsi susu utuh dan olahan susu full fat tidak memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan penyakit Parkinson.

Namun sebaliknya, mereka yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi olahan susu rendah lemak memiliki risiko mengidap Parkinson 34 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsinya sekitar satu porsi per hari.

Lebih khususnya, responden yang mengonsumsi olahan susu rendah lemak dan susu skim memiliki peluang 39 persen lebih tinggi terkena penyakit ini. (one)

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin

Menkes Budi Sebut Tidak Ada Rencana Ubah Iuran BPJS Kesehatan pada 2024

Persoalan iuran masih dibicarakan oleh BPJS dengan pihak rumah sakit.

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024