Mantap Sate Kronyos dari Payudara Sapi, Gurihnya Tahan Lama

Gurihnya sate Kronyos dari payudara sapi
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Jalur wisata antara Kendal dan Bandungan Semarang, Jawa Tengah tak hanya menarik karena pesona alamnya. Wisata kuliner lereng barat Gunung Ungaran ini juga sangat beragam dan memanjakan lidah.

Gempa Magnitudo 6,0 Tuban Terasa sampai Semarang, Warga Merasakan Guncangan

Sebut saja lodeh lompong, mangut belut, sate kelinci, pentol, maupun ikan bakar. Nah, satu lagi yang perlu dicoba adalah sate sapi Boja.

Mantapnya sate sapi di sini adalah potongan dagingnya yang besar dan gemuk. Dan tak hanya sate daging murni, ada juga sate kronyosan yang punya banyak penggemar.

Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang, Mobil Ringsek dan Bertumpuk

Disebut sate kronyosan karena saat dipanggang berbunyi kronyos-kronyos. Bisa begitu karena bahan yang dipakai untuk sate adalah bagian payudara sapi yang berlemak sehingga berbunyi seperti itu saat dipanggang.

Bagian payudara sapi ini disebut juga kapur karena warnanya yang putih. Salah satu yang populer adalah Warung Sate Sapi Pak Juremidi Boja. Kalau dari arah Semarang atau Boja lokasinya di sebelah kiri jalan menuju arah Bandungan.

Kecelakan Maut di Exit Tol Bawen Diduga Akibat Rem Blong

Menurut mbak Sri, anak dari Pak Juremi, sate sapi ini sudah buka sejak 30 tahun yang lalu. Hampir setiap hari ramai, apalagi Sabtu dan Minggu atau hari libur.

"Kalau pas libur itu banyak yang ke sini mas. Sambil wisata menuju arah Bandungan, mampir makan sate sapi. Kalau libur itu sehari kita bisa habis 50 kilo daging. Kalau kronyosan terbatas jadi mesti gasik (datang awal) kalau mau yang kronyosan," kata mbak Sri.

Bagian payudara sapi lebih mudah dibuat sate. Karena teksturnya mudah dipotong menjadi kotak-kotak. Lalu dirangkai per tusuk tiga potong.

Sebelum dipanggang lebih dulu direndam bumbu yang terbuat dari racikan rempah laos dan bumbu lain, serta gula aren.

Selain bunyi kronyos-kronyos, begitu dipanggang sate juga berubah warna menjadi kekuningan dan berminyak. Paimg enak sate kronyosan disantap saat masih panas.

"Paling enak begini, masih agak-agak panas tapi nggak kepanasan juga. Dibesut di mulut saat masih meleleh begitu. Gurihnya bisa tahan lama di mulut," kata Melani, wisatawan asal Semarang.

Untuk soal harga, bisa dikatakan tergolong murah. Sate daging murni maupun kronyosan Rp42 ribu berisi 10 tusuk sate plus lontong dan sambal kacang. Satenya besar-besar sehingga satu porsi bisa buat makan berdua.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya