- VIVA/Shalli Syartiqa
VIVA – Tangan Abdul Alif mengayunkan sebilah golok, di pinggir Jalan Kembang Pacar, Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat. Dengan cekatan, dia membelah-belah bambu.
Dibantu dua rekannya, pria 36 tahun itu merakit kerangka ondel ondel. Beberapa hasilnya berdiri kokoh dekat ayah tiga anak ini.
Tak hanya Alif. Di sepanjang bantaran kali menuju Pasar Gaplok, beberapa kelompok warga setempat pun sibuk membuat rangka barongan itu.
Ondel ondel yang sudah jadi lantas dipajang di depan rumah warga. Hampir setiap graha di permukiman padat penduduk itu terdapat ondel ondel. Lantaran itu semua, Kampung Pulo lantas dikenal sebagai Kampung Ondel Ondel.
Ondel ondel
Menurut Alif, sebutan Kampung Ondel-Ondel muncul sekitar 2016. Namun, cikal bakalnya ada sejak 1985. Ketika itu, terdapat Sanggar Mamit yang didirikan almarhum ayahnya, Abdul Hamid. Sang ayah bersama sejumlah rekannya lantas memperkenalkan kesenian Betawi, di antaranya ondel ondel.
Lambat laun, sanggar tersebut menjadi terkenal. Sanggar pun berhasil merangkul pemuda setempat untuk peduli budaya Betawi.
Saat ini, banyak warga Kampung Pulo yang menggantungkan hidupnya dari membuat ondel ondel. Bahkan, tak sedikit para pemuda yang beralih profesi menjadi perajin boneka raksasa itu. “Jadi sekarang di sini banyak pengrajin ondel ondelnya. Dulu paling cuma empat orang doang, sekarang lihat aja, dari ujung ke ujung orang bikin ondel ondel," kata Alif kepada VIVAnews, Jumat, 19 Juli 2019.
Pembuatan ondel ondel tak hanya untuk suatu acara ataupun pajangan di kantor-kantor pemerintahan. Belakangan ini, pesanan banyak datang dari para pengamen ondel ondel. Dengan modal sekitar Rp2,5 juta hingga Rp4 juta sudah bisa membuat ondel ondel.
“Dalam waktu dua bulan pasti udah balik modal. Makanya sekarang banyak banget orang ngarak ondel-ondel," ujarnya.
Alif mengakui, menjamurnya mereka yang menjadikan ondel ondel sebagai alat untuk mengamen memiliki dampak positif dan negatif. "Positifnya sekarang orang jadi lebih tahu sama seni dan budaya Betawi. Negatifnya ondel ondel di jalanan menimbulkan pro kontra di mata warga sekitar," tuturnya.
Tolak Bala