SOROT 573

Dari Sekolah Turun ke Jalan

Demo RKUHP, Pelajar Kuasai Tol Dalam Kota
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Seorang remaja, sebut saja AD, hanya bisa tertunduk lesu. Pak Polisi lagi menatap dia dengan tajam. Apalagi, yang dihadapi AD ini bukan sembarang polisi. Dia adalah Kepala Kepolisian Resor Kota Depok, Ajun Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah. 

Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California

Dipanggil, AD pun menyahut. Setelah ditanya identitasnya, terungkap bahwa dia masih duduk di bangku kelas delapan, alias kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP). Usianya pun baru 14 tahun.

AD tak menyangka bisa terdampar di kantor polisi. Pun, AKBP Azis dan anak buahnya juga tak menyangka bisa menjaring remaja belia seperti AD. Apalagi, baru SMP tapi sudah memakai seragam Sekolah Menengah Atas (SMA). Buat apa? Polisi pun tambah geleng-geleng kepala setelah mendengar jawaban si remaja.

Polisi Prediksi Ribuan Orang Bakal Demo di KPU Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024

AD mengaku seragam SMA itu dia pinjam dari saudaranya, demi bisa ikut serta demonstrasi ke kompleks gedung DPR di Jakarta. Namun, di tengah jalan, dia dan teman-temannya keburu terjaring razia polisi. “Saya cuma ikut-ikutan, ini seragam saudara,” kata AD dengan wajah memelas.

Saat ditanya kenapa ingin berunjuk rasa di DPR, AD mengaku hanya ikut-ikutan lantaran diajak teman-teman. Ia sendiri tidak tahu menahu persoalan yang saat ini ramai diprotes tersebut.

Polisi mengumpulkan puluhan pelajar asal Depok yang diamankan saat mereka hendak pergi berdemonstrasi ke Jakarta pada Senin, 30 September 2019.
Polisi merazia pelajar asal Depok yang akan demonstrasi ke DPR

Ada Demo, Arus Lalu Lintas Menuju Depan DPR Dialihkan Hingga Pukul 18.00 WIB

AD tak sendirian. Ratusan pelajar di Kota Depok diamankan aparat lantaran nekat bolos sekolah untuk bergabung melakukan aksi unjuk rasa lanjutan, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, pada Senin 30 September 2019. Setelah ramai aksi anak STM, aksi kali ini ternyata menimbulkan ketertarikan pada sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Senin itu, sebanyak 179 pelajar Sekolah Menengah Atas atau (SMA/sederajat) dan sejumlah siswa SMP itu diamankan petugas dari Polresta Depok dari sejumlah lokasi berbeda seperti di kawasan Margonda, Jalan Juanda, Jalan Dewi Sartika dan Grand Depok City.

Sebagian dari mereka mengaku hanya ikut-ikutan, namun beberapa pelajar lainnya mengaku tergerak karena melihat perjuangan para mahasiswa menuntut pembatalan revisi sejumlah undang-undang. Meski tidak tahu secara detail apa saja pembahasan yang menimbulkan polemik, namun mereka meyakini hal tersebut merugikan rakyat.

“Misalnya punya keluarga dokter atau bidan, terus tengah malam ada yang mau melahirkan. Masa bayinya harus dimasukin lagi, nunggu besok? Kan enggak masuk akal. Kalau gitu sekalian aja melahirkannya suruh ke DPR kan mereka yang buat undang-undang,” kata Rf, salah satu pelajar SMP saat diamankan di Polresta Depok

Keterlibatan siswa sekolah menengah dalam demonstrasi kali ini mengagetkan banyak pihak. Tak pernah ada yang mengira, aksi mahasiswa yang digelar pada 19 September dan 23 September 2019 ternyata menginspirasi adik-adiknya. Berbeda dengan aksi gerakan mahasiswa yang berjejaring dan jelas siapa komandonya, aksi anak-anak pelajar Sekolah Menengah Atas itu cair, tak jelas siapa komandonya, dan siapa yang menggerakkan mereka.

Pelajar di Jaktim yang mau ikut demo ke DPR diadang aparat.
Pelajar di Jaktim yang mau demo di DPR diadang aparat

Meski demikian, ribuan siswa sekolah menengah yang belakangan diketahui sebagai anak Sekolah Teknik Menengah (STM) membanjiri sekitar gedung DPR RI. Mereka militan, tak mengenal takut, bahkan berani melawan balik. Mereka melempar kembali selongsong tabung gas air mata ke polisi, mereka kejar polisi yang berusaha menghalau, ketika disemprot air dari water canon, anak-anak ini malah bergembira. Bahkan mereka menguasai mobil pasukan baracuda.

Berhadapan dengan aparat tak membuat mereka gentar. Bisa jadi mereka menganggap aksi demonstrasi yang berhadapan langsung dengan aparat dan berbahaya itu sebagai selingan atau bagian dari tawuran sebagaimana yang sering mereka lakukan selama ini.

>

Bergerak Tanpa Komando

Tak hanya di Depok dan Jakarta. Di daerah, aksi pelajar sekolah menengah juga terjadi. Di Bali, puluhan anak sekolah yang sudah siap ikut aksi #BaliTidakDiam dibujuk untuk kembali ke rumah. "Pulang ke rumah. Kalau sudah tidak ada pelajaran, pulang sekarang," kata seorang petugas Kepolisian, sembari menggiring sekitar delapan siswa ke motornya, Senin 30 September 2019. Sebagian siswa menurut, sebagian lagi tetap dalam barisan.
Pengungsi Gaza Ucapkan Terimakasih pada Mahasiswa AS yang Protes Serangan Israel

Pengungsi Gaza Ucapkan Terima Kasih pada Mahasiswa AS yang Memprotes Serangan Israel

Para pengungsi di Jalur Gaza menyampaikan pesan terima kasih atas solidaritas mahasiswa, dosen, dan pihak lain yang memprotes serangan Israel.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024