Nasibnya, Sepahit Kopi

- ANTARA/Septianda Perdana
Bisnis kopi secara umum mengacu kepada harga terminal, arabica di AS, dan robusta di London. Foto: ANTARA/Gatot Arifianto
Upaya Pemerintah
Pemerintah Daerah mengakui, sumbangan para petani kopi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) cukup signifikan. Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah Sulwan Amri mengatakan, keberadaan petani kopi berkontribusi pada pendapatan daerah.
Pasalnya, kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan menjadi sumber penghidupan masyarakat di Aceh Tengah. “Kalau tidak salah, hampir 90 persen penduduk Aceh Tengah menggantungkan hidupnya dengan berkebun kopi,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 8 Oktober 2015.
Menurut dia, pada tahun 2014, wilayah ini telah memproduksi kopi sekitar 26.000 ton. Ia mengatakan, para petani di Aceh Tengah pada umumnya menanam kopi jenis arabika. Karena, tanaman kopi di lahan pertanian yang berada di ketinggian 1200 Mdpl tersebut, hampir 90 persen adalah kopi arabika, sedangkan sisanya adalah jenis kopi Robusta.
"Kopi jenis robusta mungkin hanya di bawah seribu hektar, dan itu tidak lagi ditemukan di perkebunan kecuali ada di beberapa daerah seperti di Kecamatan Ketol, Kampung Bergang dan Karang Ampar, sebagian di Kecamatan Linge dan Kecamatan Silihnara,” ujarnya.