Sinambung Lawak Indonesia

Ludruk Kartolo
Ludruk Kartolo
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Bahkan pria yang kini menjadi salah satu mentor peserta Stand Up Commedy Indonesia ini mengakui justru lawak lawas adalah sesuatu yang sulit. Sebabnya seorang pelawak saat itu dituntukan lebih banyak bakat atau kemampuan.

Mereka pun juga tak perlu dituntut menuliskan lebih dahulu konsep lawakannya. Sehingga semua mengalir berdasarkan bakat dan improvisasi para pelawak. "(Karena itu) Menurut saya lawak itu lebih sulit. Kalau SUC (Stand Up Commedy), bakat bisa dikalahkan dengan kerja keras," ujar Sidik.

Senada dikatakan Aditya Gumay, sutradara Lenong Bocah dan Sitkom, ia mengakui jika era kekinian seni komedi sudah dibatasi dalam bentuk naskah yang sudah disiapkan. Jika pun ada improvisasi, perbandingannya sangat minim.

Hal ini ditengarai oleh kebutuhan agar para pelawak tidak mengalami kelelahan ide serta bisa mensiasati jadwal pemain yang padat. "Skrip (juga) membantu pemain agar tidak mengeluarkan joke garing. Ceritanya juga jadi lebih jelas," ujar Aditya.

Aditya mengakui, kadang di era kini muncul pelawak atau komedian yang terkesan menghalalkan segala cara agar mendapat tawa dari penonton. Salah satunya adalah dengan menggunakan diri sendiri sebagai objek, misalnya menjatuhkan badan, mendorong lawan main dan lain sebagainya.

"Jadinya threat to be funny. Joke-joke an garing. Akhirnya segala cara," kata Aditya.

Ya, gaya lawak kekinian memang sarat dengan lucu yang tak orisinil. Bahan banyolan yang dibangun juga tak lagi berangkat dari sebuah kritik sosial atau pun ingin menyampaikan pesan kuat dalam bentuk parodi ke publik.

Lawak akhirnya mengurangi kualitas mereka. Tingginya jam terbang pelawak di televisi ditambah konsep televisi yang memprioritaskan menjual rating akhirnya memaksa pelawak mengikuti zaman.

Karena itu, juga fakta bahwa buruknya gaya komedi Indonesia di era kekinian ini bisa ditemukan dari kerapnya teguran dilayangkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sejumlah tayangan komedi yang kerap menampilkan gaya mencaci, menghina, bermuatan kekerasan di beberapa stasiun televisi pun akhirnya disemprot.

"Sekarang persaingan antar komedian semakin ketat untuk merebut perhatian masyarakat untuk dapat berbuat lucu," ujar pengamat komedi Maman Suherman.

Selanjutnya…Etika Melucu

Etika Melucu

Pesatnya perkembangan panggung komedi di Indonesia suka tak suka memang sejalan dengan suburnya pertelevisian. Banyaknya stasiun televisi menawarkan beragam program yang menyajikan hiburan.

Halaman Selanjutnya
img_title