Menembus Jantung Borneo

Dua awak pesawat Heli Bell 412 memantau hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Dua awak pesawat Heli Bell 412 memantau hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – “Selamat datang di jantung Borneo. Tak banyak orang yang bisa sampai di sini. Teman-teman beruntung karena bisa menjangkau wilayah yang sangat jarang didatangi orang”.

Salam selamat datang itu disampaikan oleh Mustarrudin, staf Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Bidang Teknis Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS). Mustarrudin adalah staf yang biasa mengawal siapa saja yang ingin masuk hingga ke tengah hutan tropis Betung Kerihun, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Perjalanan menuju jantung hutan tropis itu memang tak mudah dan wajib didampingi petugas dari pengelola TNBKDS. Jalur tempuh yang direkomendasikan hanya lewat sungai, sebab jika dilakukan lewat darat bisa memakan waktu berhari-hari.  

Sorot taman nasional berung kerihun - danau sentarum - hutan kalimantan

Pemandangan saat perjalanan menuju hutan tropis Betung Kerihun di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. (VIVA/Endah Lismartini)

Tapi, persembahan alam selama menyusuri sungai dengan sampan bermesin 40 PK yang memakan waktu nyaris tiga jam itu luar biasa. Keindahan alam membuat terperangah dan bibir tak henti berdecak kagum.

Di beberapa area, masih terlihat pohon-pohon dengan diameter lebih dari satu meter. Aneka satwa liar, mulai dari monyet, burung enggang, burung elang, berang berang, hingga ular melintas. [Lihat juga Infografik: Data dan Fakta Kerusakan Hutan Indonesia]

Tapi, rasa takut terbayar lunas ketika mata dimanjakan dengan air yang jernih dan warna hijau dedaunan. Udara yang masih bersih dan segar sangat ampuh untuk menghilangkan kepenatan.  

Taman Nasional Betung Kerihun memang masih perawan. Tak banyak wisatawan yang sengaja datang ke sana untuk berkunjung. “Selama ini kebanyakan yang datang hanya peneliti, LSM, atau pelajar dan mahasiswa yang minat pada wisata alam liar,” ujar Mustarrudin. [Baca juga: Kebijakan Setengah Hati] 

Halaman Selanjutnya
img_title