Gila, Penjaga Kuburan Sampai Dipaksa Perang oleh Militer Ukraina

VIVA Militer: Tentara Ukraina menangis
Sumber :
  • sky.com

VIVA – Seorang tentara Ukraina yang menjadi Tahanan Perang (PoW) militer Rusia, menceritakan bagaimana ia dipaksa mendaftar menjadi anggota Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) dan diterjunkan ke medan pertempuran.

Innalillahi... Perwira Terbaik TNI AD, Mayor Raden Swanti Meninggal Dunia Usai Azan Subuh

Tentara Ukraina itu adalah Andrei Yasko, yang mengaku berprofesi sebagai seorang petugas pemakaman. 

Yasko yang sedang dalam perjalanan pulang dari pemakaman, bertemu sekelompok prajurit Ukraina dan membawanya ke tempat pendaftaran militer.

Gonop Hutabarat Diringkus Intel TNI, Gara-gara Bikin Heboh Ngaku Tentara Beking BBM Ilegal

Dalam video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia di saluran Telegram resminya, Yasko sangat kaget dan bahkan mengaku sama sekali tak memiliki persiapan apa pun untuk menjadi seorang tentara Ukraina.

VIVA Militer: Tentara bayaran asing yang mendukung Ukraina

Photo :
  • ria.ru
AS Ketar-ketir Sama Rusia

Yasko juga mengatakan, setelah dilantik menjadi seorang prajurit tak seorang pun atasan memperhatikan kondisi anak buah termasuk dirinya.

"Saya sedang mengemudi dari pemakaman, mereka melepas saya dari prosesi pemakaman. Mereka membawa kami ke kantor pendaftaran dan (dipaksa) mendaftar militer. Tidak ada yang merawat kami," ujar Yasko.

Yang lebih mengejutkan, Yasko menyaksikan sendiri jika ia dan beberapa rekannya sama sekali tak melihat sosok instruktur yang melatih dan bahkan tak dipimpin oleh seorang  komandan kompi.

Ia dan rekan-rekannya hanya diberi senapan serbu Kalashnikov, dan diberi tugas sebagai penembak. Akan tetapi hingga tertangkap, ia sama sekali tak pernah menyentuh senapan mesinnya.

VIVA Militer: Tentara Ukraina

Photo :
  • nbcnews.com

"Kami tidak memiliki instruktur dan tidak punya perwira peleton sendiri, juga tidak ada komandan kompi," kata Yasko melanjutkan dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti

"Kompi senapan saya diberi senjata pribadi. Bisa dibilang (dengan) senapan serbu Kalashnikov dengan posisi sebagai penembak mesin. Tetapi saya tidak pernah mengambil senapan mesin di tangan saya," ucapnya.

Saat diterjunkan ke medan perang, Yasko mengakui dirinya sangat ketakutan. Hingga akhirnya ia memilih untuk menyerahkan diri kepada pasukan militer Rusia, saat dentuman senjata dan artileri menciutkan nyalinya.

"Kami ketakutan dan kemudian ada celah untuk kami segera. Kami bahkan tidak menyangka masih ada penembakan dan (akhirnya) mereka (tentara Rusia) mendekati kami," ucap Yasko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya