Cerita Orang Indonesia yang Merasakan Bubble Travel di MotoGP

Sirkuit Mandalika
Sumber :

VIVA – Pemerintah Indonesia akhirnya telah sepakat saran dari Dorna Sports sebagai promotor MotoGP, yang menolak untuk menjalani karantina dengan waktu yang lama, ketika mampir ke MotoGP Indonesia pada bulan Maret 2022 mendatang.

Siap Tinggalkan Ducati, Pramac Racing Mulai Negosiasi dengan Yamaha

Makanya untuk mencegah penyebaran virus corona, dilakukan sistem  travel bubble atau gelembung perjalanan. Sistem tersebut mengharuskan warga negara asing tidak leluasa berinteraksi dengan masyarakat untuk menghindari penyebaran COVID-19. 

Jadi para pembalap dan kru hanya dapat ke Sirkuit Mandalika, kemudian balik ke hotel. Nantinya panitia lokal akan menyiapkan delapan hotel yang sudah ditentukan.

Jadwal Lengkap Sprint Race dan Balapan MotoGP Spanyol 2024, Akhir Pekan Ini

Nah, selain di MotoGP Indonesia, travel bubble juga pernah dilakukan pada saat MotoGP mampir ke Qatar pada tahun 2021 lalu. Kemalsyah Nasution, Team Principal Mandalika SAG Team menjadi orang Indonesia, yang merasakan travel bubble di Qatar.

Kemalsyah menjelaskan bahwa aturan atau protokol kesehatan tersebut, memang dilakukan untuk melindungi para peserta MotoGP, baik pembalap, kru atau pihak-pihak yang mendukung MotoGP.

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga

"Di bandara ada jalur khusus untuk MotoGP, jadi setiap orang yang berhubungan dengan MotoGP akan dimasukkan ke dalam ruangan untuk dites swab PCR, setelah itu kemudian diantarkan ke hotel," bilang pria yang akrab dipanggil Kemal.

Lebih lanjut Kemal menjelaskan bahwa hotelnya sudah ditunjuk oleh Dorna Sports (promotor MotoGP), sehingga satu hotel tersebut khusus untuk pembalap dan kru tim MotoGP, Moto2 dan Moto3.

Nah, untuk yang hasil swab PCR-nya belum keluar, maka tidak boleh untuk keluar kamar hotel. Jika hasil tes swab sudah keluar, bukan artinya bisa bebas ke mana saja, karena tidak boleh keluar dari hotel.

"Di hotel itu enggak boleh menerima tamu, Duta Besar Indonesia di Qatar berencana akan bertemu dengan kami, tapi sayang sekali karena aturan tersebut hal tersebut jadi batal," beber Kemal.

Kemal juga menjelaskan bahwa suasana seperti itu adalah rutinias yang menjengkelkan, bagi pembalap dan kru tim. Karena mereka tidak bisa kemana-mana selain berdiam diri di hotel.

Sehingga Kemal mengungkapkan bahwa hiburan yang paling menyenangkan yang dilakukan oleh pembalap dan kru tim adalah, mengobrol di sebelah kolam renang, tapi tidak sambil berenang karena tidak boleh.

"Semua orang yang berhubungan dengan MotoGP, setiap empat hari sekali wajib dites swab PCR. Karena itu salah satu syarat diizinkan masuk sirkuit. Dorna juga menyediakan bus untuk antar jemput pembalapdan tim dari hotel menuju sirkuit atau sebaliknya, dengan jadwal yang disesuaikan. Artinya ketika jadwal bus tidak ada, ya tidak boleh keluar atau masuk sirkuit," kata Kemal.

Pria yang punya badan kekar ini juga menjelaskan jika ID card sebagai akses menuju beberapa venue MotoGP, sekarang ini terdapat data diri termasuk riwayat tes swab, jika belum dites swab maka pihak penyelenggara akan meminta untuk tes swab terlebih dahulu.

Pada saat itu, Dorna Sports juga membatasi orang-orang yang berada di dalam sirkuit sehingga kru setiap tim jumlahnya dibatasi, jadi satu orang kru bisa mengerjakan sampai 4 pekerjaan.

"Nah, tentu hal-hal yang seperti itu sangat berpengaruh terhadap mental dan semangat pembalap juga kru tim. Di luar masalah teknis motor yang juga kadang menjadi hambatan para pembalap," pungkas Kemal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya