Sumber :
- leflanenews.com
VIVAnews –
Klaim produsen mobil untuk menjadi yang terbaik memang diperbolehkan. Hanya saja, sebuah studi baru-baru ini dilakukan kelompok non profit,
International Council on Clean Transportation
(ICCT) menemukan perusahaan mobil Eropa sering berlebihan mengenai promosi produknya. Kali ini masalahnya mengenai emisi gas buang.
Dilansir
Left Lane News
Baca Juga :
Prabowo Temani Jokowi Bertemu PM Singapura, Pengamat: Simbol Pelibatan Pemimpin Masa Depan
Baca Juga :
Usai Masalah Rem Kini Viral Gardan Belakang Mobil Omoda 5 Patah, Chery Lakukan Investigasi
Bahkan, penelitian tersebut menyatakan, emisi gas buang kendaraan itu malah lebih rendah yakni hanya 15 persen, di susul PSA Peugeot-Citroen sekitar 16 persen.
"Ini berarti konsumsi bahan bakar yang sebenarnya yang dialami para sopir. Biasanya rata-rata 25 persen lebih tinggi dari apa yang telah ditetapkan produsen," kata Managing Director ICCT Eropa, Peter Mock dikutip
Reuters
.
Akibat hal tersebut, para pemilik mobil atau sopir bisa menghabiskan biaya tambahan sekitar US$400 (Rp3,9 juta).
Sebelumnya, Ford Motor Company juga tersandung masalah. Hal itu disebabkan perihal klaim konsumsi bahan bakar C-Max dan Fusion hibrida pada iklannya, yakni 19,9 km/liter (rute kombinasi: dalam kota dan tol).
Hal itu terungkap dan dilaporkan Richard Pitkin dari Roseville, California, AS pada 2012, karena dia mengaku konsumsi BBM C-Max hibrida sebenarnya 15,7 km/liter atau 21 persen lebih rendah dari klaim di AS. Sedangkan Ford Fusion hanya 16,5 km/liter.
Kasus serupa juga dialami pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai dan KIA, yang digugat gara-gara efisiensi konsumsi bahan bakar tidak sesuai ketentuan.
Dan itu telah diketahui setelah EPA memeriksa 900.000 unit mobil Hyundai dan KIA, model 2011 -2013 yang dijual di Amerika. Hasilnya, EPA menemukan konsumsi bahan bakar yang diklaim sebesar 40 mpg (17 kpl) atau lebih boros hingga 1-2 mpg. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bahkan, penelitian tersebut menyatakan, emisi gas buang kendaraan itu malah lebih rendah yakni hanya 15 persen, di susul PSA Peugeot-Citroen sekitar 16 persen.