Dua Bandara akan Pakai Mobil Canggih Buatan Anak Bangsa

Mobil listrik GATe karya UGM.
Sumber :
  • Dok: UGM

VIVA – Kemampuan pengembangan teknologi otomotif di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Hal ini terbukti dari banyaknya penghargaan yang diterima oleh anak bangsa, atas karya mereka menciptakan mobil yang menggunakan energi listrik.

Konsumen Tes Konsumsi BBM Wuling Alvez, Segini Hasilnya 

Bahkan, ada juga mobil buatan mereka yang dipesan untuk digunakan sebagai kendaraan operasional. Contohnya yaitu Gadjahmada Airport Transporter Electronic atau GATe, yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Ada enam unit GATe yang telah diproduksi UGM, dan baru saja diserahkan ke Kementerian Perhubungan. Rencananya, kendaraan itu bakal dipakai sebagai uji coba prototipe secara langsung di beberapa bandara yang ada di Indonesia.

Belum Minat Bawa Mobil Hybrid, BYD Masih Fokus Jualan Kendaraan Listrik

Mitra kerja sama yang digandeng Kemenhub untuk pengadaan unit GATe, yaitu dua unit dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Sementara, empat unit lainnya berasal PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Grab, dan Gojek.

Mobil listrik GATe karya UGM.

Photo :
  • Instagram @budikaryas
Ban Hankook untuk Mobil Listrik Diuji Ekstrem, Ini Hasilnya

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengaku senang dengan kehadiran kendaraan canggih yang bebas emisi tersebut. Nantinya, enam unit GATe akan dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Yogyakarta International Airport atau YIA.

“Kendaraan GATe ini akan kami operasionalkan di Soekarno-Hatta tiga unit, dan tiga unit di YIA. Ini ada enam kendaraan yang akan hilir mudik, menjadi kebanggaan kita,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari laman resmi UGM, Selasa 21 Desember 2021.

Menhub menjelaskan, program ini juga bakal diperluas hingga ke Bali, dalam rangka menyambut Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang bakal diadakan pada Oktober tahun depan.

“Kami akan beli lebih banyak, untuk mewarnai event G20 di Bali nanti. Mobil ini dikembangkan sejak 2019, mampu mengangkut empat sampai enam orang dan kecepatannya 21 kilometer per jam,” tuturnya.

Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna Sugarda berharap dengan penggunaan prototipe ini UGM dapat berperan dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia maupun dunia.

“Sehingga Indonesia tidak hanya konsumen, tapi turut aktif sebagai produsen. Ini merupakan realisasi kerja sama antara industri dan perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya