- VIVA Otomotif
VIVA – Harga bahan bakar minyak di Indonesia belum lama ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal itu diakibatkan oleh perubahan banderol minyak dunia, imbas dari beberapa faktor seperti ketegangan antara Rusia dan Ukrania.
Dengan semakin mahalnya harga bensin, membuat banyak pemilik kendaraan harus mengubah kebiasaan mereka dalam penggunaan mobil. Apalagi, jenis BBM bersubsidi mulai dibatasi di beberapa wilayah sehingga konsumen tidak bisa sembarangan membeli.
Perubahan banderol BBM juga dikhawatirkan bakal membuat angka penjualan kendaraan mengalami penurunan, karena calon pembeli harus berpikir dua kali untuk menggunakan mobil tersebut.
Meski demikian, Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation, Hendrayadi Lastiyoso mengaku bahwa kenaikan harga BBM tidak langsung mempengaruhi angka penjualan kendaraan.
Daihatsu Rocky di Jakarta Auto Week 2022
- Dok: Seven Event
“Pertumbuhan pasar otomotif itu kan dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah daya beli. Misalkan situasi ekonominya membaik, makro ekonomi baik, daya beli juga bagus,” ujarnya belum lama ini di Pulau Bali, dikutip Sabtu 30 Juli 2022.
Menurut Hendrayadi, perubahan banderol BBM tidak bisa langsung mempengaruhi penjualan kendaraan lantaran banyak faktor lain yang ikut berperan.
“Apakah kalau harga bensin naik, penjualan langsung turun? Tidak. Kita harus melihatnya secara makro,” tuturnya.
Terkait pencapaian, Hendrayadi mengaku bahwa pada bulan ini angka penjualan Daihatsu Indonesia kurang lebih sama dengan perolehan di bulan lalu.
“Kalau di ADM (PT Astra Daihatsu Motor), angka penjualan bulan ini minimal sama dengan Juni, atau bahkan mungkin sedikit lebih tinggi,” ungkapnya.
