Legenda MotoGP Ini Ingin Pembalap tidak Pakai Motor Balap Canggih

Kecelakaan MotoGP Styria 2021
Sumber :
  • MotoGP.com

VIVA – Teknologi punya peran penting untuk membuat motor balap yang digeber di arena MotoGP, menjadi semakin kencang dan lebih mudah dikendarai. Hal ini membuat khawatir mantan pembalap sekaligus legenda MotoGP, yakni Casey Stoner.

Siap Tinggalkan Ducati, Pramac Racing Mulai Negosiasi dengan Yamaha

Stoner mengungkapkan bahwa perangkat elektronik yang terdapat pada motor balap saat ini dirasa terlalu banyak, selain itu mantan pembalap asal Australia ini menjelaskan bahwa, sejumlah motor di MotoGP terlalu mengandalkan perangkat elektronik.

Meski begitu, Stoner sadar jika perangkat elektronik yang canggih tersebut bisa membuat motor bekerja lebih baik di sirkuit. Tapi jika terlalu banyak perangkat canggih, Stoner takut mengurangi esensi dari membalap.

Jadwal Lengkap Sprint Race dan Balapan MotoGP Spanyol 2024, Akhir Pekan Ini

Maksudnya jika terlalu banyak perangkat canggih yang banyak membantu pembalap untuk menguasai motor, sehingga motor mudah dikendarai. Stoner takut skill pembalap di masa yang akan datang tidak penting lagi, karena mereka terbantu oleh teknologi canggih, yang membuat motor mudah dikendarai.

Pasalnya Stoner punya pandangan, jika motor semakin sulit dikendalikan oleh pembalap, hal itulah yang akan menjadi tantangan sendiri bagi pembalap dan ajang balapan punya nilai jual.

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga

Menurut Casey Stoner dikutip dari GPOne menjelaskan bahwa, ada beberapa perangkat elektronik yang sebetulnya tidak harus dipasang pada motor, apalagi perangkat tersebut bukan fitur keamanan.

Disamping itu, Stoner juga mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi yang dilakukan oleh tim yang disupport oleh pabrikan, justru akan membuat persaingan justru berkurang, dan membuat daya saing setiap tim akan tidak seimbang.

Soalnya pengembangan teknologi tersebut, tentu tergantung pada kucuran dana yang diterima. Bagi tim yang disokong pabrikan dengan dana besar, mereka akan leluasa untuk mengembangkan teknologinya sendiri, hal tersebut akan berbanding terbalik dengan tim yang secara finansial tidak begitu banyak.

Seperti contoh Stoner menjelaskan harus ada pembatasan atau bahkan pengurangan, untuk setiap tim agar tidak mengembangkan teknologi terlalu canggih. "Seperti misalnya pada tahun 2016, FIM dan Dorna Sport sepakat untuk melakukan penggunaan ECU yang sama, hal tersebut sebetulnya pilihan yang tepat," bilang Stoner.

Masalahnya perangkat elektronik yang terpasang pada motor MotoGP, tidak hanya berhubungan dengan kontrol mesin, tapi juga berhubungan dengan sejumlah perangkat lain seperti traction control.

Sekarang juga ada switchboard yang berfungsi untuk mengontrol data, seperti kecepatan belok pada setiap roda, posisi akselerator, kinerja suspensi hingga sudut kemiringan motor. Stoner menganggap bahwa perangkat elektronik yang terpasang pada motor MotoGP, sudah seperti robot dengan otak buataan.

"Saya sebetulnya ingin melihat para pembalap tergelincir, saya ingin melihat mereka membuat kesalahan, saya ingin melihat para pembalap dan kru tim berjuang untuk mencari cara agar daya cengkeram bagus," bilang Stoner.

Makanya Stoner berharap pihak penyelenggara yakni Dorna Sports dan FIM, bisa membuat regulasi agar tim sedikit melangkah mundur tentang penggunaan perangkat elektronik. Tujuannya agar seluruh tim balap bisa membuat balap yang mumpuni, dan tidak harus bergantung pada teknologi. Sehingga jalannya balapan bisa lebih seru lantaran tidak ada tim atau pembalap yang mendominasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya