Jamuan Makan Malam Chef Bintang pasca Nonton Film Berlinale

Jamuan Makan Malam Chef Bintang pasca Nonton Film Berlinale
Sumber :
  • Zhao Wei Films/ Wild Orange Artists

VIVA – Bagi penggemar kuliner dan film, siapa yang tidak tertarik untuk makan malam dengan sajian chef ternama dunia setelah nonton film yang juga bertema kuliner? Bila beruntung mendapatkan seat, dengan tiket seharga 95 Euro, anda dapat menjadi tamu jamuan makan malam di Groupius Mirror Restaurant.

Diperankan Happy Salma, Film Nana Masuk di Festival Film Berlin

Restoran ini dibangun non-permanen hanya selama Berlinale berlangsung. Direktur Berlinale, Dieter Kosslick meminta agar para chef menyajikan makanan yang tidak mengandung daging. Selain karena Koschlik seorang vegetarian, ia berharap agar para vegetarian pun dapat menikmati acara itu.

10 film masuk dalam kateogori Culinary Cinema. Berlinale hanya memutar film film kategori ini dua kali.Hanya 5 film yang mendapat kehormatan diputar dalam acara khusus Film, Food and Talk tersebut. Pemutaran keduanya dilakukan di Teater Imax Cinestar Sony Center Berlin yang memiliki layar terbesar di Eropa.

Alasan Film Asal China Ini Batal Diputar di Berlinale 2019

Cuban Food Stories

Lebih dari 50 tahun Kuba terisolasi dari dunia modern. Tetapi dengan perubahan yang terjadi pada tahun tahun terakhir ini dimana paham komunisme mulai melemah dan investor barat mulai memasuki Kuba, industri pariwisata pun mulai berkembang. Gaya hidup dan tradisi kuliner pun perlahan berubah.

Potret Gelap Jerman di Berlinale 2019

Sutradara kelahiran Kuba, Asori Soto mengajak para penonton untuk menelusuri tradisi kuliner yang mulai tergerus zaman. Di film ini ia berkisah tentang perjalanan dan kuliner  unik Kuba.  Dari daerah pantai, gunung, pinggir sungai bahkan jenis makanan yang hanya ada saat perayaan natal di pasar pasar malam, dari Havana hingga Guntanamo.  Dimasak bukan oleh chef ternama, namun oleh para petani, ibu rumah tangga dan pini sepuh Kuba yang ingin generasi penerusnya tetap dapat menikmati penganan khas Kuba.

Ia pun menggambarkan bagaimana bahan makanan tersebut dipetik, diolah hingga disajikan. Tak heran bila penganan penganan tersebut disajikan dipinggir laut, di halaman rumah atau di bawah langit bertabur bintang.

Bagi yang menonton film ini di Gropius Mirror Restaurant, chef Jerman dengan predikat 1 bintang Michellin, Sonja Frehsommer telah menyiapkan 4 sajian dengan sentuhan penganan Kuba bagi para penonton.

Ramen Teh

Seorang chef muda Jepang Masamoto,  memulai perjalanan kulinernya setelah kepergian ayahnya yang juga pemilik warung mie Ramen. Lewat sosial media, ia berkenalan dengan seorang blogger kuliner Miki (yang diperankan bintang pop Jepang Seiko Matsuda). Dibantu Miki, Masamoto berkeliling Singapura untuk mencicipi kuliner  khas kota itu, juga pengetahuan tentang bumbu bumbu untuk penganan Cina. Dari warung hingga restoran kelas bintang. Ia pun mendapat kesempatan mendapat ilmu memasak dari chef Jepang yang tinggal lama di Singapura.

Tetapi Masato juga punya sebuah pertanyaan besar mengapa ia ditolak oleh nenek dari almarhum ibunya yang juga tinggal di Singapura. Sebuah film rekonsiliasi dari luka pendudukan Jepang perang dunia kedua dengan happy ending yang apik. Mungkin Culinary Cinema  ini satu satunya kategori film di Berlinale yang membuat perut penontonnya lapar dengan hati bahagia ketika keluar bioskop.

Di penghujung pemutaran film di bioskop Imax, sutradara Singapura Eric Khoo menyatakan kegembiraanya hadir kembali di Berlinale. Ini merupakan ketiga kali film karyanya diputar di Berlinale. Ia mengakui bahwa sebelum menuliskan script film tersebut, ia berkonsultasi dengan para chef ramen dan penganan cina untuk membuat sebuah resep kolaburasi Jepang dan Cina terutama Ramen dan Bakut Teh. Ternyata ia dan seorang konsultan kuliner Jason Lim berhasil melahirkan gabungan keduanya dengan cita rasa yang baik, dinamakan Ramen Teh.

Tak heran bila para pemilik restoran, chef dan juru masak di film itu di kehidupan aslinya adalah para chef asli Jepand dan Singapura yang memiliki sejumlah restoran. Film ini akan diputar di Singapura pada bulan Maret.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya