Rasa Kagum Sammy Simorangkir Mudik ke Danau Toba

Sammy Simorangkir
Sumber :
  • Viva.co.id/Adinda

VIVA – Meski lahir di Kota Bandung dan menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Pulau Jawa, penyanyi Sammy Simorangkir tak pernah melupakan darimana keluarganya berasal. Danau Toba di Sumatera Utara yang juga menjadi kampung halamannya dianggap Sammy sudah menjadi identitasnya.

Bank Sumut Promosikan Pariwisata Danau Toba Melalui Pertemuan BPD se-Indonesia

Maka, Sammy pun bangga bisa menjadi bagian dari kampanye Kementerian Pariwisata yang tengah gencar mempromosikan Danau Toba sebagai pariwisata prioritas. Sammy menilai, tanah nenek moyangnya merupakan tanah yang misterius. Sebabnya, banyak hal yang belum diketahui orang dari danau yang terbesar di Indonesia itu.

"Danau Toba jangan didefinisikan cuma danah saja. Tapi, ada Pulau Samosir, Batu Panjang, pemandian air panas, air terjun, banyak sekali. Itu baru yang bisa dihitung dengan jari, apalagi kalau bisa jalan-jalan ke Tarutung, keliling Sibolga, itu keren banget," kata Sammy saat ditemui VIVA di acara penutupan misi penjualan Danau Toba di Surabaya beberapa waktu lalu.

Pelari Indonesia, Malaysia Hingga Amerika Siap Bertarung di Trail of The Kings Danau Toba 2024

Selain pemandangan, daya tarik Danau Toba yang sulit ditepis adalah kuliner khasnya. Meski menurut Sammy kuliner Batak mirip dengan kuliner Padang yang pedas dan banyak berkuah santan, tapi ada satu kuliner yang paling melekat di lidahnya, yaitu mi Siantar.

Sammy menceritakan, setiap pulang kampung ke Tarutung ia selalu menemui seorang penjual beretnis China yang menjual mi Siantar ini. Setiap kali darang Sammy pun dibuat takjub.

Puncak Arus Balik Lebaran di Sumut Berlangsung Selama 3 Hari

"Pas dengar mereka lucu saja, mukanya putih, matanya enggak beli, tapi kalau ngomong lebih ngebas dari saya," ujar Sammy.

Jadi Unik

Menurut pelantun 'Sedang Apa dan Dimana' ini, hal tersebutlah yang membuat Danau Toba menjadi unik. Karena, bahsa Batak punya tata sendiri dan merupakan bahasa kuno yang masih kaku sehingga tidak biasa jika orang di luar etnis Batak bisa mengucapkannya dengan sangat fasih.

Selain itu, Sammy yang memang sangat jarang sekali mengunjungi kampung halamannya di kampung Pahae, Tarutung, masih sering dibuat terkejut dengan keasrian alam tanah leluhurnya. Saat berada di sana, ia selalu menyempatkan berjalan kaki dan mengeksplor kawasan di sekitar rumah opungnya.

"Tiba-tiba masuk hutan dan ada jalan setapak, di sana ada sungai yang bersihnya minta ampun sampai kelihatan kerikil-kerikilnya di dasar. Bisa dibuat mandi dan kalau sore airnya bisa menjadi hangat," cerita Sammy. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya