Logo BBC

Popdut Via Vallen, Dangdut Hiphop NDX: Akankah bertahan?

Via Vallen bernyanyi di kampanye PDIP di Jawa Timur. - ANTARA/ZABUR KARURU
Via Vallen bernyanyi di kampanye PDIP di Jawa Timur. - ANTARA/ZABUR KARURU
Sumber :
  • bbc

Tarif manggungnya mencapai Rp175 juta per jam, untuk menyanyikan tujuh sampai delapan lagu. "Tapi harga ini untuk acara non politik. Untuk acara politik, kalikan dua saja," kata dia.

Sensasi Viral

Pengamat musik Idhar Resmadi melihat fenomena Via Vallen dan Nella Kharisma sebagai akibat dari sensasi viral media sosial.

Dia melihat ada persamaan antara kepopuleran Via Vallen dan meroketnya nama Inul Daratista pada awal 2000-an.

"Mereka masih menjual lagu yang menggambarkan kondisi kelas menengah ke bawah, tetap dengan lirik picisan tentang selingkuh, percintaan, perselingkuhan," kata Idhar.

Dangdut pun tetap sebagai musik kelas menengah ke bawah. "Sejak era Inul, dangdut tidak pernah jauh dari teman-tema seperti itu," kata dia. Kondisi ini berbeda dengan dangdut pada era Rhoma Irama yang menyanyikan lirik soal isu moral dan politik.

Perbedaannya dengan dangdut pop yang diusung Via Vallen adalah pada medianya. "Di era Inul, dia berkembang dari kampung ke kampung, dan jadi populer karena VCD dan DVD bajakan yang mewabah," kata Idhar.

Dangdut hip hop, dangdut elektronik