Logo DW

Klaster Baru di Berlin: Keluarga Berpendapatan Rendah Kesulitan Hadapi Karantina

picture-alliance/dpa/P. Zinken
picture-alliance/dpa/P. Zinken
Sumber :
  • dw

"Tidak ada peringatan, baik dari otoritas kesehatan setempat maupun dari manajemen gedung", kata Anne, seorang penghuni. Dia menceritakan, minggu lalu ada lima orang dengan pakaian pelindung mengetuk pintu apartemennya dan mengatakan dia harus segera menjalani tes Covid-19. Beberapa hari kemudian, seluruh gedung dikarantina.

"Banyak orang tidak mengerti apa yang terjadi dan mengapa mereka harus tetap di dalam rumah. Juga orang-orang yang sehat, yang dites negatif, tidak mengerti mengapa mereka tidak bisa meninggalkan rumahnya," kata Anne.

Otoritas setempat mengatakan sudah membagikan informasi tentang karantina dalam sembilan bahasa. Tetapi banyak penghuni yang terkena karantina mulai kesal dan marah. Seorang pria melemparkan telur mentah ke arah wartatawan yang sedang meliput. Seorang perempuan berteriak dari balkonnya: "Kalian hanya membuat kami jadi bahan tertawaan!"

Takut stigmatisasi

Politisi Partai Hijau di Neukölln, Bernd Szczepanski mengatakan, warga yang dikarantina khawatir mereka akan mengalami stigmatisasi karena wabah tersebut. Dia membandingkan situasinya dengan apa yang terjadi di kota Göttingen. Di sana juga ada klaster baru di sebuah kompleks perumahan, yang kemudian di karantina. Kebanyakan penghuninya berasal dari kawasan Balkan. Mereka sekarang dituduh telah menyebabkan karantina dan membuat seluruh kota menghadapi kesulitan.

Masih belum jelas dari mana sumber wabah terbaru di Berlin.Pihak berwenang sedang memeriksa kegiatan ibadah di sebuah gereja. Mereka menduga seorang pendeta mungkin telah menyebarkan virus di sebuah acara keagamaan. Pendeta itu saat ini dirawat di rumah karena tertular Covid-19.

Walikota Martin Hikel meminta manajemen gedung membuat sarana untuk memungkinkan penghuni gedung dan anak-anak bermain dengan aman di halaman kompleks itu untuk meredakan ketegangan karantina.