Logo DW

Mungkinkah Eropa Pertahankan Keamanan Tanpa Bantuan AS?

picture-alliance/dpa/B. Roessler
picture-alliance/dpa/B. Roessler
Sumber :
  • dw

Pernyataan itu kembali menegaskan tuntutan yang sering dibuat oleh kepala departemen terkait dan oleh kanselir sendiri. Namun, tampaknya para pembuat kebijakan di Jerman lebih suka membiarkan semua opsi terkait hal ini tetap terbuka.

Apakah ini berarti Jerman dan Eropa akan mengambil alih beban wilayah krisis yang kini menjadi tanggung jawab AS dan memungkinkan AS untuk berfokus kepada Asia dan Cina? Atau akankah pemerintah Jerman menyerah pada tekanan bertahun-tahun dari AS dan NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanannya?

Pakar kebijakan luar negeri Kleine-Brockhoff rupanya mendukung langkah peningkatan anggaran. "Selama krisis pengungsi dan wabah corona, pemerintah Jerman telah menunjukkan pihaknya bersedia mengalokasikan sejumlah besar uang," kata Kleine-Brockhoff.

Persiapkan payung nuklir selain dari NATO

Jika opsi tersebut diam-diam ternyata lebih disukai oleh para politisi Jerman, tidak diragukan lagi kekuatan besar politik dan militer Uni Eropa akan menunjukkan sikapnya. Namun bagaimana juga, Jerman tetap menganggap senjata nuklir sebagai pilihan terakhir.

Selama beberapa dekade Jerman telah berada di bawah perlindungan payung nuklir NATO dan AS. Jika Eropa berniat mengamankan wilayahnya sendiri, Eropa harus membuat payung nuklir pengganti. Dan saat ini Prancis menjadi satu-satunya pilihan dalam melakukan tugas tersebut.

Prancis tidak ragu membelanjakan anggarannya untuk meningkatkan pencegahan nuklir dalam program Force de frappe. Tetapi para pemimpin Prancis juga telah berhati-hati dan menjaga jarak dengan NATO dan AS serta tidak pernah mengintegrasikan rudal mereka ke dalam perencanaan pertahanan NATO.