- PBSI (Badminton INA).
VIVA – Indonesia masih berjuang melawan Pandemi COVID-19. Selain itu, para atlet bulutangkis Tanah Air juga dituntut untuk tampil lebih baik di turnamen internasional.
Terakhir berlaga, Indonesia tampil di All England Open 2021 Maret lalu. Sayangnya. skuad Merah Putih mengalami nasib pilu di sana.
Mereka didepak dan diusir dari Utilita Arena Birmingham. Tak bisa berlaga dan pulang tanpa gelar.
Meski dengan segala kondisi, ada tekad membara dari juara dunia junior 2019 milik Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Mereka ingin menjaga marwah ganda putra Indonesia yang dikenal sangar. Selain itu menjadi rangking teratas.
Tak dipungkiri keduanya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon jadi panutan. Mereka ingin menjuarai Olimpiade.
"Dari dulu kan saya cuma bisa lihat Ahsan/Hendra main lewat tv saja, kalau enggak dari Istora. sekarang bisa latihan bareng, dan berlaga bareng," ujar Leo dikutip VIVA Bulutangkis dari Instagram BWF.
"Saya harus belajar dari para senior itu. Pokoknya tradisi ganda putra jangan sampai keputus lah," tekadnya.
Daniel menjelaskan, mereka ingin menembus rangking teratas, namun masih banyak hal yang harus dipelajari.
"Harus lebih semangat dan bisa nyodok ke rangking atas. Jalan masih panjang, banyak yang harus dipelajari agar bisa meneruskan," ucap Daniel.
"Saya ingin menjadi juara olimpiade. Saya ingin seperti Kevin/Marcus, gaya latihan, mainnya saya pengen niru. Attitudenya, saya pengen belajar lah. Untuk mencapai itu kan harus bekerja keras dan berdoa," kata dia.
Akhir Tragis Leo/Daniel di All England 2024
Ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin harus angkat koper lebih cepat dari Al England 2024. Itu setelah mereka kalah dari Lee Yang/Wang Chi-Lin.
