Terungkap Alasan Panji Gumilang Selalu Bawakan Lagu Yahudi: Israel Perintahkan ...

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang
Sumber :
  • YouTube

Jakarta – Seperti diketahui, Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu sedang menjadi perbincangan hangat publik di media sosial. Bagaimana tidak, pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang kerap membuat sesuatu hal yang nyeleneh dan dianggap sesat oleh sejumlah pihak. 

Dimas Anggara dan Nadine Chandrawinata Baptiskan Anak Kedua, Netizen : Perasaan Pas Lahir Diadzanin

Keanehan Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun itu dimulai ketika mereka tertangkap menggabungkan shaf sholat laki-laki dan perempuan saat Idul Fitri. Selain itu, Panji Gumilang juga kerap membawakan lagu berbagai lagu Yahudi

Lagu-lagu tersebut bahkan diajarkan kepada para santrinya di Al Zaytun sehingga mereka sudah fasih membawakan lagu Yahudi tersebut. Selain itu, Panji Gumilang juga disebut memiliki hubungan dengan Israel menurut pengamat teroris Al Chaidar dalam Program Fakta TvOne. 

MUI Yakin Polisi Punya Bukti Kuat Jadikan Panji Gumilang Tersangka TPPU

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang

Photo :
  • YouTube

“Dulu kita senang dengan aliran NII KW9 ini karena mengajarkan rasionalitas, keajaiban dan toleransi. Tapi kemudian baru kita ketahui ternyata toleransi itu adalah sebuah sinkretisasi menggabungkan semua ajaran agama, ajaran agama Yahudi, Islam, Kristen,” ungkapnya.

Pengacara Panji Gumilang Minta Pemerintah Tinjau Ulang Penilaian Buruk ke Al-Zaytun

Berada di bawah naungan Panji Gumilang, para santri di Ponpes Al Zaytun diajarkan mengenai cara beribadah berbagai agama yang dijadikan menjadi satu. Al Chaidar mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi batas-batas antar agama yang diterapkan karena sudah menjadi satu. 

“Kemudian cara beribadahnya juga digabungkan nanti orang-orang beribadah di sinagog, masjid itu jadikan satu tempat dan mereka juga menafsirkan bahwa namanya komunisme itu ya seperti itu,” jelas Al Chaidar. 

“Jadi nanti gak ada lagi negara yang adalah komunitas-komunitas yang ada jamaah yang setiap orang itu bebas bergerak. Tidak ada lagi batas-batas wilayah teritorial,” lanjutnya. 

Bukan hanya itu, Al Chaidar juga mengatakan bahwa hubungan diplomatik dengan Israel sudah dijalin oleh Panji Gumilang sejak tahun 1993. Panji Gumilang menyebut bahwa Israel memiliki kemajuan teknologi pertanian dan mereka memancing kehadiran orang Israel ke Al Zaytun. 

“Dulu tahun-tahun 1993 banyak rapat Abu Totok atau Panji Gumilang ini menyampaikan bahwa negara Indonesia ini bodoh karena tidak mau menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan satu negara ini apa ya Taiwan,” ungkapnya. 

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang

Photo :
  • Tiktok

Mirisnya, Panji Gumilang yang merupakan pimpinan Ponpes Al Zaytun itu akan memengaruhi politisi di Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ia juga meminta kepada kelompok Islam liberal untuk mempromosikan agama Yahudi. 

“Pada waktu itu Panji Gumilang sudah menyatakan bahwa dia akan mempengaruhi politisi-politisi Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan menyuruh kelompok-kelompok Islam liberal untuk mempromosikan tentang agama Yahudi bahwa mereka itu,” ungkap Pengamat Terorisme Al Chaidar. 

“Boleh dikatakan pada waktu kita yakin sekali bahwa agama Yahudi, Kristen, dan Islam adalah agamanya Ibrahim dan itu adalah agama yang satu dengan kita. Cara ibadahnya kurang lebih mirip apalagi kalau nanti bisa disatukan semuanya,” lanjutnya. 

Hal tersebut, kata Al Chaidar, digaungkan kembali bahwa keputusan Indonesia pada masa Soekarno yang menyatakan tak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel adalah keputusan yang salah. Panji Gumilang memiliki ambisi untuk menjalin hubungan diplomatik. 

“Jadi saya melihat ambisi Panji Gumilang itu sangat utopis. Saya lihat ini sudah hampir terwujud ya. Pemerintah sekarang sudah membuka hubungan diplomatik. Sudah mulai saling berkunjung lah. Saya kira ini sebuah penyelewengan atau perselingkuhan politik ya pemerintah sekarang,” jelas Al Chaidar. 

Menurut Al Chaidar, pemerintah seharusnya lebih menaruh perhatian kepada bangsa yang dijajah oleh Israel selama puluhan tahun, yaitu Palestina. Pemerintah harus prihatin dengan kesengsaraan dan penderitaan terhadap orang-orang yang sampai saat ini belum merdeka. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya