2 Pilihan Sulit Masinis, Tabrak 1 Orang dan Meninggal Atau Celakai Ratusan Penumpang

Masinis
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Belakangan ini kasus kereta api sedang hangat dibicarakan. Mulai dari kasus bunuh diri di jalur kereta, hingga tabrakan karena pengendara mogok di jalur tersebut.

Ada Korban Meninggal Akibat Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan KA Terganggu

Seorang masinis mengungkapkan pilihan sulit, antara menabrak satu orang yang bunuh diri, atau mengerem mendadak namun mencelakai ratusan penumpang. Ungkapan masinis itu di unggah di akun TikTok @akuajaibbb.

Masinis

Photo :
  • Tangkapan layar
Mobil Rombongan Ibu Nyai Ponpes Sidogori Pasuruan Tertabrak KA Pandalungan, 4 Orang Tewas

"Kalau mau berhenti langsung pada saat nabrak, kita lihat yang belakang. Kita bawa penumpang kurang lebih 700 orang. Kalau tiba-tiba kita ngerem mendadak, yang bakal parah di belakang," kata masinis Angga, dikutip VIVA, Senin, 24 Juli 2024.

"Sebenernya kita nggak mau matiin orang. Siapa sih yang mau. Cuma kan karena memang keadaannya yang kayak gitu. Kita kan harus ngambil dua pilihan, nabrak satu orang mati atau kita nyelakain beberapa ratus orang," imbuhnya.

Tak Banyak Tombol Fisik di Cloud EV, Ini Kata Wuling

Kenapa kereta gak bisa rem mendadak?

Kereta api angkutan lebaran di Stasiun Yogyakarta

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

PT KAI melalui akun twitternya, @KA121, menjelaskan alasan kenapa kereta api tidak bisa rem mendadak. Berikut beberapa faktornya.

Panjang dan berat rangkaian kereta

Kereta tidak bisa berhenti mendadak karena panjang dan bobot kereta. Semakin panjang dan berat rangkaian kereta, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api bisa benar-benar berhenti semakin panjang.

Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta, dengan bobot mencapai 600 ton. Itu belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.

"Dengan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta berhenti," bunyi keterangan pihak KAI, dikutip Senin, 24 Juli 2024.

Sistem Pengereman

Pengereman yang dipakai pada KA saat ini menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda. Friksi ini yang akan membuat kereta berhenti.

Walaupun kereta telah dilengkapi rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar, untuk menghentikan kereta lebih cepat.

Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat melakukan pengereman.

Faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman

- Kecepatan kereta (semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengeremannya)
- Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel
- Presentase gaya pengereman
- Jenis kereta api (kereta penumpang/barang)
- Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)
- Kondisi cuaca

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya