Nepotisme ala Ancelotti di 'Dapur' Bayern Munich

Pelatih Bayern Munich, Carlo Ancelotti
Sumber :
  • Reuters / Michaela Rehle

VIVA.co.id – Bila klub-klub pada umumnya sibuk mendatangkan pemain baru ke dalam skuatnya, tidak halnya dengan pelatih Bayern Munich, Carlo Ancelotti. Dia justru mendatangkan anggota baru di staf kepelatihan.

Zinedine Zidane Pilih Manchester United Ketimbang Bayern Munich

Yang menarik dari penambahan anggota manajerial Die Rotten (julukan Bayern Munich) ini adalah penunjukan Davide Ancelotti sebagai asisten pelatih Don Carlo. Davide adalah anak dari Carlo.

Davide diangkat sang ayah sebagai asisten pelatih di Bayern pada pekan ini. Meski baru berusia 27 tahun, Carlo berharap anaknya nanti bisa meneruskan kariernya sebagai pelatih top dunia.

Real Madrid Bidik Kemenangan di El Clasico demi Muluskan Langkah Juara

Sepakbola bukan hal baru bagi Davide. Sebab, dia pernah menjadi pemain AC Milan level junior dan juga bermain untuk Borgomanero pada 2008.

Mikel Arteta Menolak Panik, Yakin Arsenal Bakal Bangkit

Bayern juga bukan klub pertama di mana ayah dan anak ini bekerja bersama. Saat Carlo menjabat sebagai pelatih Real Madrid, Davide juga bekerja di sana. Namun, saat itu dia bukan sebagai asisten pelatih, melainkan pelatih kebugaran Cristiano Ronaldo cs.

"Pekerjaan saya di Bayern adalah untuk membantu pelatih, baik di tempat latihan dan persiapan sebelum pertandingan, dan pastinya selama laga berlangsung. Saat latihan, saya membantu berbahasa. Ayah saya bisa berbahasa Jerman, tapi belum sempurna," kata Davide kepada Daily Mail.

"Saya bisa berbahasa Jerman dengan baik karena saya mempelajarinya selama delapan bulan. Saya suka belajar bahasa, sulit tapi menyenangkan. Saya tak sabar untuk belajar di sini sebagai pelatih, serta menyerap banyak pelajaran baru lainnya, seperti tradisi di Jerman. Klub ini layaknya keluarga bagi saya," ucapnya.

Nepotisme semacam ini di dunia sepakbola bukan hal baru. Beberapa nama seperti Brian Clough, Harry Redknapp, Steve Bruce juga pernah melakukannya. Bahkan, yang paling mudah untuk dijadikan contoh adalah pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, yang memberikan kesempatan pada anak-anaknya untuk tampil di skuat utama Los Blancos. (one)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya