- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Permainan Indonesia di paruh pertama laga melawan Vietnam pada leg pertama semifinal Piala AFF 2016 semalam begitu apik. Tetapi, masih ada masalah yang tersisa dari taktik agresif Alfred Riedl.
Bermain di depan suporter sendiri, Skuat Garuda menekan sejak awal. Gol Indonesia yang dicetak Hansamu Yama Pranata di menit ke-7 tercipta dari sepak pojok hasil tekanan Boaz Solossa terhadap bek lawan.
Tetapi, setelah Vietnam membalas lewat penalti Nguyen Van Quyet hanya 10 menit berselang. Timnas baru bisa mencetak gol kemenangan di babak kedua.
Tekanan para pemain akhirnya berbuah penalti, yang berhasil dikonversi Boaz Solossa untuk membuat menang 2-1. Riedl lalu bercerita tentang keputusannya melakukan perubahan strategi.
"15 sampai 20 menit kami main bagus, tapi jarak penyerang terlalu jauh. Di babak kedua, kami minta menekan sejak pertahanan lawan, taktik itu berhasil," tutur Riedl usai laga.
Riedl menginstruksikan Timnas untuk melakukan pressing yang lebih tinggi dan sempat merepotkan Vietnam. Tetapi, taktik itu menimbulkan keresahan di akhir-akhir pertandingan.
"Memang akhirnya makan stamina, setelah itu tenaga hilang. Kami kehilangan bola terlalu mudah sehingga Vietnam bisa menguasai pertandingan dan buat peluang," tambah sang pelatih gaek asal Austria.