SOROT 453

Mimpi Mudik Tanpa Horor

Suasana jalan Tol Bawen-Salatiga terlihat dari Tuntang, Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 28 Mei 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Sebuah rambu jalan yang baru berdiri kokoh. Di bawah rambu menandakan batas kecepatan maksimal itu, tampak puluhan pekerja merapikan area pembatas jalan. Kepulan debu pekat dan terik matahari yang menyengat tak digubris.

Keseruan Rayakan Bulan Kemerdekaan, Arakan Ondel-Ondel dalam Mal Hingga Kuliner Jalur Mudik!

Di area lain, ada sekitar tiga pekerja membereskan sisa puing dan besi coran beton masih yang berserakan. Sepuluh meter di dekat pekerja, ada alat berat pengaspal beton jalan. Di depan area ruas pintu masuk utama ada pembatas jalan bertuliskan 'Maaf, Jalur Dialihkan Ada Pengerjaan Pengaspalan'.

Itulah kondisi tiga pekan sebelum hari Lebaran Idul Fitri tahun ini di salah satu ruas Jalan Tol Solo-Kertosono. Berbagai pekerjaan terus dikebut agar jalan tol yang dibuka mulai Senin, 19 Juni ini siap dilewati pemudik untuk Lebaran tahun ini. Pengaspalan, pengecatan, hingga memasang rambu jalan disiapkan pengelola jalan bebas hambatan itu.

Pemudik Meninggal Dunia di Jalur Gentong Tasikmalaya, Diduga Kelelahan

Menjadi salah satu bagian dari jaringan Tol Trans Jawa, Tol Solo-Kertosono akan menjadi penghubung antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dibandingkan tahun lalu, proses pengerjaan tahun ini mengalami kemajuan. Meski belum rampung seratus persen, namun hampir seluruh ruas jalan tol ini sudah dibeton.

Keberadaan ruas jalan yang biasa disebut Tol Soker ini akan menjadi andalan pemudik yang akan menuju Jawa Timur atau sebaliknya ke Jawa Tengah. Tol ini disiapkan dibuka sejak 19 Juni sampai 2 Juli untuk dilewati pemudik. [Baca juga: Mudik Nyaman ke Kampung Halaman]

Terjebak One Way di Puncak, Pengendara Menunggu hingga 7 Jam

Karena belum rampung, pemudik yang ingin melewati tol ini diimbau agar tetap hati-hati. Masih ada sekitar 54 titik ruas tol yang berdekatan dengan jalan kampung warga yang belum selesai dikerjakan. Di beberapa ruas tersebut masih menjadi persoalan karena tanah yang belum dikonstruksi.

"Masalahnya ada pada pembebasan lahannya," kata Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya, David Wijayanto saat inspeksi pengerjaan tol kepada VIVA.co.id, belum lama ini. [Lihat Infografik: Jalur Mudik Nusantara]

Jumlah pemudik yang akan lewat jalur ini diprediksi meningkat dua hingga tiga kali lipat. Perkiraan kasar, pemudik yang lewat jalur ini akan mencapai 10 ribu kendaraan per hari. Salah satu acuannya, proses pengerjaan area ruas tol yang hampir rampung. Meski target rampung selesai akhir tahun ini. "Kalau tahun lalu sekitar 4.000 unit kendaraan, kalau tahun ini bisa mencapai 8.000 hingga 10.000 pemudik," ujar David.

Kesiapan Tol Soker ini seperti daerah di Jawa yang akan memanjakan pemudik dengan adanya sarana tol baru. Sebut saja Tol Mojokerto-Surabaya, Brebes Timur-Pemalang, Batang-Semarang yang masuk dari jaringan Tol Trans Jawa.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) sudah mengoperasionalkan beberapa ruas tol di sepanjang semester pertama tahun ini. Salah satu ruas tol yang dioperasionalkan seperti Semarang-Solo Seksi III Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer dan ruas Gempol-Pasuruan Seksi I Gempol-Rempang dengan panjang 13,9 kilometer.

Selanjutnya, tol penyambung mudik

Tol Penyambung Mudik

Berkaca dari pengalaman Lebaran sebelumnya, pemerintah sadar jalur tol akan menjadi idola pemudik menuju kampung halamannya. Begitupun saat arus balik, diprediksi jalur tol akan akan diandalkan jutaan pemudik.

Pemudik dengan tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur tetap yang menjadi cacatan karena punya jumlah besar. Antisipasi kesiapan agar pemudik tak membludak dan macet parah, pemerintah sudah menyiapkan skenario dengan keberadaan tol fungsional baik di Jawa dan Sumatera.

"Jadi dari mulai Brebes Timur sampai Weleri. Fungsional, keluar terus nanti masuk lagi kalau yang mau ke Jawa Timur, bisa masuk ke Semarang Salatiga, itu fungsional juga, terus nanti keluar masuk dari Kertosono," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setia di Moerwanto kepada VIVA.co.id, Senin, 12 Juni 2017.

Dari tahun ke tahun, mudik lewat jalur darat masih jadi pilihan. Selain kereta api, mengendarai kendaraan pribadi sampai umum lewat jalur darat masih tetap menarik minat jutaan pemudik. Karena itu, jalur tol baru digenjot penyelesaiannya agar bisa digunakan saat arus mudik.

Data Kementerian PUPR menyebut bahwa jalur Lebaran 2017 Trans Jawa dimulai dari Brebes Timur - Surabaya. Rencana jalan tol fungsional Lebaran 2017 di Trans Jawa akan mencakup panjang kurang lebih 397 kilometer. Rinciaannya yaitu Brebes Timur sampai dengan Ngaliyan mencapai kurang lebih 145 kilometer. Sementara, dari Semarang sampai Surabaya sepanjang kurang lebih 252 kilometer.

Untuk rencana jalan tol fungsional Lebaran 2017 Trans Sumatera dengan panjang kurang lebih 65 kilometer. Perencanaan ini untuk Bakauheni-Terbanggin Besar seksi II Segmen Lematang-Kotabaru dengan panjang 5,03 kilometer. Ada juga Palembang-Indralaya seksi I Palembang-Pamulatan dengan 7,75 kilometer.

Selain itu, ada Medan Binjai seksi II Helvetia - Semayang (6,18 kilometer) dan seksi III Semayang-Binjai (4,28 kilometer). Kemudian, ada Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Parbarakan-Sei Rempah) dengan panjang 41,65 kilometer.

Rute Sumatera sudah disiapkan jalur lintas timur yang dilengkapi beroperasinya beberapa ruas tol fungsional baru. Salah satu tol yang disiapkan antara lain Tol Kualanamu-Sei Rempah. Tol baru ini diujicoba pada Rabu, 14 Juni 2017. Untuk sekaligus ujicoba, tol ini akan digratiskan untuk pemudik mulai H-10 sampai H+10 Lebaran Idul Fitri.

Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi mengatakan, jalan tol dengan panjang sekitar 41,65 kilometer itu, sudah siap dilalui pemudik Lebaran tahun 2017 secara gratis.

"Alhamdulillah, jalan tol itu sudah bisa dioperasikan sebagai dukungan jalur alternatif mudik maupun arus balik Lebaran 2017," ujar Tengku Erry saat melakukan peninjauan ruas jalan tol tersebut, Selasa, 13 Juni 2017.

Selanjutnya, cegah horor Brexit

Cegah Horor Brexit

Menghadapi fenomena mudik Lebaran Idul Fitri yang terjadi setahun sekali tak cukup dikerjakan satu instansi lembaga pemerintah. Koordinasi dan kerjasama antara pihak terkait perlu dilakukan agar kejadian yang menjadi sorotan tak terulang kembali.

Salah satu persoalan utama yaitu mencegah terjadinya kemacetan parah di pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit). Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar mengatakan pemerintah menerapkan aturan pembatasan pengoperasian mobil tertentu.

Kebijakan ini akan berlaku terhadap mobil yang tak punya kepentingan saat mudik.

"Kita berlakukan pembatasan operasi mobil barang dengan sumbu tiga atau lebih kecuali angkutan bahan pokok, BBM, BBG, ternak, susu murni, barang antaran pos dan barang ekspor impor," kata Pudji kepada VIVA.co.id, Selasa, 13 Juni 2017.

Pemudik juga diimbau cermat dalam memilih rute mudik ke kampung halamannnya. Hal ini agar pemudik tak terlalu mengandalkan jalur Brexit. Padahal, masih banyak jalur alternatif lain yang diprediksi tak terlalu padat.

Upaya ini dengan melakukan sosialisasi dengan kepolisian dan koordinasi dengan pemerintah daerah agar pemudik paham rute alternatif saat macet. Bagi Pudji, sosialisasi ini penting karena mengacu pengalaman sebelumnya, sebagian besar pemudik lewat Tol Cipali-Brexit tapi jalur selatan kosong.

"Jalur alternatif kita sudah berkordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat kepolisian untuk memberikan marka jalan, petunjuk arah, dan peta jalur alternatif yang telah disediakan," lanjut Pudji.

Merespons masalah Brexit, Polri juga sudah menyiapkan langkah antisipasi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menekankan memang diimbau agar pemudik tak terlalu mengandalkan jalur Tol Cipali. Selain dikhawatirkan kendaraan menumpuk dan macet, pemudik pun yang akan rugi dari waktu menempuh perjalanan lebih panjang.

Strategi Polri dengan menyiapkan petugas di beberapa titik tertentu yang menjadi pusat rawan kemacetan. Selain tol, jalur utara dan selatan tetap di jaga. Peta daerah rawan yang akan dijaga petugas kepolisian adalah Cikarang, Cikampek, Cikopo, Cipali. Kemudian, daerah Brexit, Gringsing, hingga Weleri.

"Jika di Cirebon atau Cikampek (macet parah) bisa pecah ke Selatan, Cirebon lewat jalur tengah Bumi Ayu Purwokerto. Pada dasarnya semuanya ingin cepat lewat Pantura baik jalan tolnya maupun jalan nasional," tutur Rikwanto kepada VIVA.co.id, Rabu, 14 Juni 2017.

Selanjutnya, kesiapan armada transportasi 

Kesiapan Armada Transportasi

Armada transportasi menjadi catatan penting dalam setiap mudik. Untuk menghindari kemacetan, terutama umum seperti bus disiapkan agar tak menjadi masalah. Koordinasi dilakukan antara pihak terkait seperti Kementerian perhubungan, Dinas Perhubungan Pemda, sampai Organda.

Ketua Koodinator Wilayah II A, DPP Organda, Safruan Sinungan mengatakan selain mengantisipasi armada bus yang layak jalan, pihaknya juga berkoordinasi dengan mengecek kesehatan pengemudi.

"Kita cek kesehatannya. Kan harus prima ya. Kemudian untuk jarak jauh pengemudi harus 2 atau 3 orang, harus bergantian," kata Safruan, Selasa, 13 Juni 2017.

Dijelaskan dia, dalam lebaran tahun ini disiapkan kurang lebih 5400 bus untuk tujuan Jawa-Sumatera. Dari jumlah itu, yang terbanyak adalah tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Terkait kesiapan armada transportasi, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar menekankan pihaknya menggandeng stakeholder terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, Polri, dan TNI.

Pudji merincikan untuk transportasi disiapkan pengecekan kendaraan bermotor mulai dari pemeriksaan ramp chek, kesehatan pengemudi, sampao posko istirahat. Selain itu, keberadaan rest area juga tetap disiapkan untuk pengemudi kendaraan pribadi.

Untuk transportasi laut, juga disiapkan 1278 kapal yang 75 kapal diantaranya masih dalam perbaikan. Total kapasitas penumpang yang disiapkan mencapai 3,4 juta. Menurut Dirjen Perhubungan Laut, Tonny Budiono mengatakan dalam persiapan arus mudik tahun ini juga seperti biasanya melakukan pengecekan di setiap pelabuhan.

Sementara, untuk sektor udara, Dirjen Hubungan Udara Kemenhub, Agus Santoso mengatakan disiapkan 532 armada pesawat yang digunakan untuk mengangkut pemudik. Ratusan armada ini menyediakan 5,7 juta seat penumpang. "Iya, itu total kapasitas seat yang disediakan," kata Agus kepada VIVA.co.id, Rabu, 14 Juni 2017.

Terkait armada kereta api, selaku operator PT KAI menyatakan pihaknya menyiapkan 453 lokomotif dengan 1.664 kereta api. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Agus Komarudin mengatakan jumlah seluruh armada kereta ini untuk Jawa dan Sumatera.

Agus mengatakan untuk jumlah perjalanan secara reguler mencapai 333 reguler kerata api. "Untuk kereta api tambahan ada 46. Itu untuk H minus dan H plus," tuturnya.

Selanjutnya, antisipasi infrastruktur daerah

Antisipasi Infrastruktur Daerah 

Masalah infrastruktur terutama jalan di daerah tetap harus jadi perhatian dalam Lebaran tahun ini. Untuk Jawa Timur, beberapa ruas jalan masih terus dilakukan perbaikan di beberapa titik jajan berlubang. Namun, perbaikan ini hampir rampung dan tinggal masalah jalan bergelombang seperti jalur saradan di Madiun.

Jalur Sadaran ini dikenal kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran. Jalur kawasan hutan jati ini juga sempit dengan dilewati berbagai kendaraan darat seperti bus sampai truk. Apalagi di jalur ini juga terdapat perlintasan kereta api.

Perbaikan jalan juga terus dilakukan di daerah Jawa Tengah. Pembuatan tanggul dan pengerukan badan sungai dikerjakan di sepanjang lebih dari 1 kilometer di sepanjang ruas Jalan Kaligawe. Arus jalan ini setiap Lebaran Idul Fitri menjadi andalan pemudik yang melintas jalur Pantura.

Proses perbaikan dengan pembuatan pondasi tanggul setinggi  90 centimeter. Pondasi-pondasi dari lempengan baja dan kayu dipasang pada dua sisi tanggul. Kemudian, untuk memperkuat juga dilakukan pengecoran semen untuk memperkuat tebing tanggul.

Begitu pun di Jawa Barat seperti daerah Garut yang terus berbagai persiapan perbaikan jalan. Selain rekayasa lalu lintas, pembenahan infrastruktur agar pemudik nyaman menjadi prioritas.

Setiap mudik, terdapat dua jalur di Garut yang biasa dilewati pemudik. Pertama, jalur Limbangan-Malangbong yang biasa dilalui para pemudik dengan tujuan Jawa Tengah dari arah Bandung. Sementara Jalur Kadungora-Kota Garut biasa dilalui para pemudik asal Garut maupun para pemudik dengan tujuan Tasikmalaya. Kedua jalur itu sangat penting karena merupakan jalur utama Selatan Jawa Barat.

Di Yogyakarta, jalur wilayah yang memasuki ring road barat Gamping hingga perempatan Dongkelan terdapat sebagian jalan masih tak rata akibat tambalan aspal baru. Ada juga aspal yang terlihat retak-retak dan berlubang kecil-kecil.

Dari perempatan ring road Dongkelan yang menuju perempatan Druwo di Jalan Parangtritis terdapat tikungan tajam. Ada jalan yang bergelombang sehingga harus lebih berhati-hati. Terkadang sepanjang jalan ring road juga nasih ditemui lampu penerangan jalan yang mati dan belum dilakukan perbaikan.

Selain perbaikan jalan, pemerintah lewat Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran Rp131 miliar untuk pembangunan jembatan gantung pada empat provinsi. Kesiapan infratruktur jembatan gantung ini yaitu 8 jembatan di Jawa Tengah. Kemudian, 1 jembatan gantung di DIY, 3 jembatan gantung di Jawa Timur. Lalu, 1 jembatan gantung di NTT.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya