Jelang Pemilu AS Facebook Biarkan Politisi Posting Tanpa Cek Fakta

Facebook.
Sumber :
  • Livemint

VIVA – Dalam beberapa waktu ke depan, Amerika Serikat akan menggelar proses pemilihan Presiden pada 2020. Dan, Facebook memastikan akan membiarkan politisi memposting sesuatu tanpa pengecekan fakta.
 
Dilansir dari CNBC, pada Senin 30 September 2019, Facebook mengatakan, tidak akan mengecek atau menghapus konten yang telah diposting oleh politisi, meskipun hal itu melanggar peraturan perusahaan.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Wakil Presiden Facebook urusan global dan komunikasi, Nick Clegg mengatakan, perusahaannya akan memperlakukan pidato para politisi sebagai konten yang layak untuk diberitakan, dilihat dan didengar masyarakat.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi platform dari gangguan luar, dan untuk memastikan bahwa ketika orang membayar kami untuk iklan politik, kami membuatnya setransparan mungkin,” kata Clegg. 

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Ia menuturkan, kebijakan Facebook yang akan diberlakukan ini ditegaskan bukan untuk ikut campur dalam kebijakan politik AS. Namun, ada pengecualian jika pidato tersebut bahayakan orang dan tidak sesuai standar komunitas. 

"Facebook akan membuat pengecualian adalah jika pidato politisi membahayakan orang atau jika pidato itu adalah iklan berbayar yang tidak sesuai dengan standar komunitas Facebook," tegas Clegg. 

Cek Fakta: Massa Bakar Gedung Bawaslu Tolak Hasil Pemilu 2024

Selain itu, lanjut Clegg, Facebook juga akan mendemosi, tetapi tidak menghapus konten yang dibagikan oleh politisi yang sebelumnya telah dibantah oleh pemeriksa fakta perusahaan.

"Saya harap, kami telah memberi Anda jaminan tentang pendekatan kami cegah campur tangan pemilu, dan beberapa kejelasan tentang bagaimana kita akan memperlakukan pidato politik hingga 2020 dan seterusnya," kata Clegg. (asp)

Logo Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

The Taliban in Afghanistan have announced plans to restrict or completely block access to Facebook, a move condemned by rights activists. The Taliban’s acting minister of

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024