Logo WARTAEKONOMI

Peretasan Merajalela, Pebisnis Wajib Punya Keamanan Siber Tingkat Dewa

Saat ini Indonesia terus tertinggal dari Uni Eropa, bahkan dari sebagian besar tetangga di ASEAN dalam implementasi hukum proteksi data yang lengkap. (FOTO: F5 Labs)
Saat ini Indonesia terus tertinggal dari Uni Eropa, bahkan dari sebagian besar tetangga di ASEAN dalam implementasi hukum proteksi data yang lengkap. (FOTO: F5 Labs)
Sumber :
  • wartaekonomi

Beberapa bulan lalu, mengungkapkan, password dari sebagian pelanggan G Suite enterprise miliknya disimpan dalam bentuk teks sederhana selama lebih dari satu dekade, sama seperti perusahaan-perusahaan besar lainnya yang juga mengakui celah keamanan mereka.

Kabar mengejutkan ini muncul hanya dalam beberapa minggu setelah memberitakan penambalan sebuah lubang keamanan kritis yang memungkinkan penjahat secara diam-diam bisa menempatkan spyware berbahaya ke ponsel hanya dengan melakukan panggilan suara.

Berdasarkan lubang-lubang keamanan profil tinggi tersebut, Marketing Analyst , Mohamed Jafriin mengimbau perusahaan untuk proaktif melindungi informasi dan memastikan protokol keamanan dijalankan dengan cermat.

"Ini membutuhkan investasi dalam memperkuat sistem-sistem pertahanan yang memungkinkan tim-tim keamanan untuk bisa melakukan investigasi dan melaporkan ancaman-ancaman paling serius," kata dia melalui pernyataan tertulisnya kepada redaksi Warta Ekonomi, Senin (4/11/2019).

Memperketat Keamanan Korporat

Saat ini Indonesia terus tertinggal dari Uni Eropa, bahkan dari sebagian besar tetangga di ASEAN dalam implementasi hukum proteksi data yang lengkap. Namun, pemerintah dikabarkan sedang dalam proses finalisasi Undang-undang Perlindungan Data Pribadi.

Banyaknya backdoor, peretas canggih, dan ancaman mutakhir membuat kepatuhan terhadap persyaratan keamanan menjadi semakin menantang. Lubang terkecil pun berpotensi tinggi merusak reputasi sebuah perusahaan.