Logo DW

Beralih ke Olahraga Virtual Gara-gara Virus Corona

Tidak hanya sepak bola, Formula 1 juga menjalankan serangkaian Grands Prix virtual pada hari-hari balapan sesungguhnya dengan melibatkan para pembalap F1. Para pemain esports profesional League of Legends juga masih ambil bagian dalam turnamen Kejuaraan Eropa - tetapi dari jarak jauh.

Kekosongan akibat tiadanya ajang olahraga di kehidupan nyata telah membuka pintu bagi jenis-jenis kreativitas baru, serta menciptakan lebih banyak kesadaran akan eksistensi esports di dunia digital.

Dalam dekade terakhir, video game telah menjadi industribernilai miliaran dolar dengan adanya gamer profesional dan siaran langsung di seluruh dunia yang menarik minat ribuan penonton. Forbes memprediksi, tahun depan game video sepak bola populer FIFA akan menghasilkan lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun bagi perusahaan game Electronic Arts.

Mendekatkan dunia maya dan nyata

Tidak adanya olahraga fisik saat ini seolah menunjukkan seberapa dekat sebenarnya dunia olahraga nyata dan virtual.

Game Transfer Phenomena (GTP) telah menjadi topik perdebatan selama beberapa waktu. GTP adalah keadaan psikologis yang terjadi ketika pemain mengintegrasikan unsur-unsur permainan video ke dalam kehidupan nyata dengan menggunakan cara berpikir, sensasi, dan tindakan.

Bahkan hampir tidak mengherankan bahwa, bagi sebagian orang, fokus yang lebih besar pada dunia virtual mungkin mengaburkan batas antara persepsi manusia di lapangan dan tokoh-tokoh yang dikendalikan oleh controller x.box atau playstation. Hal ini mengingat betapa populernya game olahraga di dunia maya serta betapa realistisnya grafik dan beragamnya permainan seperti FIFA berdampak pada interaksi sosial dan bahasa.