Sumber :
- Discoverlife.org
VIVAnews
- Gempa bumi susah ditebak kapan munculnya. Manusia melalui ilmu pengetahuan hanya mengandalkan sistem peringatan dini. Tapi saat ini, antisipasi gempa bisa dilihat dari aktivitas semut.
Peneliti asal Jerman, Gabriele Berberich, dari University of Duisburg-Essen, menemukan perilaku semut secara signifikan berubah sebelum gempa berkekuatan kecil 2 Skala Richter terjadi.
Baca Juga :
Bongkar Sifat Posesif Rizky Irmansyah, Nikita Mirzani Sampai Jaga Jarak dengan Raffi Ahmad
Baca Juga :
iPhone 16 May Apply New Design for Its Buttons
"Kami tidak yakin mengapa atau bagaimana mereka bereaksi terhadap rangsangan yang memungkinkan, tapi kami berencana menuju ke daerah dengan tektonik lebih aktif dan melihat apakah semut bereaksi terhadap gempa bumi yang lebih besar," tambahnya.
Dalam studinya, Berberich bersama timnya telah menghitung 15 ribu gundukan semut yang berada di sepanjang patahan aktif. Tim ini melacak semut selama tiga tahun antara 2009 sampai 2012.
Dari penelitian itu, tim menemukan semut beraktivitas biasa pada siang hari, dan kemudian pulang ke gundukan pada malam hari.
Tapi sebelum gempa bumi, semut itu akan tetap terjaga dan tetap berada di luar gundukan pada malam hari. Konsekuensinya, semut bisa terancam makhluk predator.
Penelitian ini juga menunjukkan, semut hanya mengubah perilaku saat gempa itu berkekuatan lebih 2 SR. Kekuatan gempa ini merupakan gempa bumi terkecil yang dapat dirasakan manusia.
Berberich menambahkan, serangga mampu memprediksi gempa bumi dengan merasakan perubahan emisi gas dan pergeseran medan magnet bumi.
Berberich mempresentasikan penelitiannya pada pertemuan tahunan European Geosciences Union di Wina, Austria.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya