Logo DW

Kesan Mahasiswa Jerman di Indonesia: Nikmatnya Nasi Ayam di Bawah Bayang Merapi

privat
privat
Sumber :
  • dw

Mengapa saya ada di Yogyakarta? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya saya jelaskan dulu sedikit tentang diri saya.

Nama saya Felix Fahrenbach, umur saya 20 tahun, mahasiswa di Universitas Teknik RWTH Aachen di jurusan "Ilmu Geologi Terapan" dan peserta program berjalan dua minggu: "International Summer Field Course in Geoscience Fire and Water Volcanism, Groundwater and Society".

Jadi, selain akan menghadapi syok budaya, saya juga akan mendapat kenalan internasional sekaligus berkenalan dengan tema vulkanisme dan air tanah. Proyek ini adalah kerjasama antara universitas-universitas terkemuka Jerman dan Indonesia, dan beberapa negara lain seperti Jepang, Malaysia, Myanmar, Laos, Thailand dan Vietnam. Secara keseluruhan tim ini terdiri dari 46 mahasiswa dan 26 dosen.

Malam pertama setibanya di tempat saya langsung tertidur kelelahan. Pagi berikutnya sudah menunggu pertemuan pertama saya dengan budaya lokal dalam bentuk sarapan pagi: tersedia nasi, ayam, bakmi dan buah-buahan eksotis. Setelah perut terisi kami pun berangkat ke Candi Borobudur. Benar-benar sesuatu yang istimewa, karena inilah candi Buddha yang terbesar di dunia.

Saya mendaki sepuluh tingkat candi ini, yang dikenal juga sebagai sepuluh tahapan menuju pencerahan. Di sana saya banyak belajar tentang buddhisme, kaitannya dengan budaya Jawa dan cara-cara mencapai hidup bahagia. Sebelum perjalanan dilanjutkan, tentu saja ada sesi obligatoris berfoto bersama di depan candi. Khusus untuk program ini juga dibuat sebuah spanduk yang kreatif.

Sore harinya ada acara penyambutan resmi untuk semua peserta di Universitas Gadjah Mada (UGM), yang banyak berperan dalam perencanaan program ini. Jadi saya segera mandi dan mengenakan pakaian yang rapih. Sayangnya saya belum punya kemeja Batik, tapi saya menuju gedung universitas dengan tekad untuk membawa sesuatu dari budaya ini kembali ke Jerman.

Acara penyambutan berlangsung meriah dengan tekanan pada kerjasama internasional yang dirintis. Contoh jelasnya adalah jaringan GetIn-CICERO, yang terbentuk sejak 2017 antara UGM dan Universitas RWTH Aachen. Saya kira, kami semua gembira telah menjadi bagian dari program ilmiah ini dan pertukaran ilmiah serta budaya yang terjadi. Acara diakhiri dengan makan malam bersama.