Kasus Virus Corona Semakin Parah, Korban Tewas Sudah Capai 106 Orang

Korban virus corona di China
Sumber :
  • The Star

VIVA – Pihak berwenang China hari ini telah mengonfirmasi jumlah kasus virus corona yang kembali melonjak. Hingga pagi, ini pihak berwenang setempat menyebut bahwa korban tewas akibat virus ganas ini naik, dari 82 korban jiwa senelumnya menjadi 106 korban meninggal hingga pagi ini. Artinya ada kenaikan 24 orang korban jiwa yang terjadi sejak kemarin.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Selain itu, terjadi juga peningkatan jumlah kasusu dari yang sebelumnya 1.291 kasus menjadi 4.193 kasus dari Senin kemarin.

Menurut Straits Times, Bloomberg mengonfirmasi hal ini pada Selasa (28 Jan). Angka tersebut baru-baru ini dilaporkan oleh komisi kesehatan di pusat provinsi Hubei. Menanggapi kondisi ini, Administrasi Imigrasi Nasional China telah mendesak warganya untuk menunda atau membatalkan perjalanan ke luar negeri atau ke provinsi lain dalam upaya untuk menahan virus tidak menyebar.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Dikutip dari laman World of Buzz, langkah-langkah lain yang telah diambil pemerintah China untuk mengatasi virus ini termasuk menunda dimulainya semester musim semi untuk sekolah dan universitas di seluruh negeri. Beberapa negara lain telah menyarankan warganya untuk mempertimbangkan kembali bepergian ke China selama waktu ini.

Saat ini, Jenderal Direktur WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus tengah mengunjungi Beijing untuk menilai situasi ini.

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

Berdasarkan laporan CNA, virus corona baru ini mungkin sudah ada di China sejak 1 Desember, sekitar satu bulan penuh sebelum peringatan dikeluarkan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dipublikasikan dalam The Lancet Medical Journal.  

Faktanya, mereka menganalisis 41 pasien pertama yang dikonfirmasi sebagai kasus pertama 2019-nCoV dan menemukan bahwa pasien nol tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Pasar Makanan Laut Huanan. Sementara 13 orang lainnya dari 41 orang yang didiagnosis juga tidak memiliki hubungan dengan pasar itu, yang artinya kemungkinan besar virusnya sudah beredar lebih awal dari bulan Desember.

Neil Ferguson, seorang ahli epidemiologi dari Imperial College, memperkirakan bahwa 4.000 orang bisa terinfeksi sebelum 18 Januari. Sementara Jonathan Read, dari Lancaster University, dan rekannya untuk sementara waktu memperkirakan bahwa total kasus yang terinfeksi dapat melebihi 190.000 orang sebelum tanggal 4 Februari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya