Logo BBC

WHO: Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Virus Corona

- AFP
- AFP
Sumber :
  • bbc

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan dunia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan pandemi virus corona.

WHO mengatakan masih terlalu dini untuk menyebut wabah ini sebagai pandemi, tetapi meminta negara-negara harus berada "dalam fase kesiapsiagaan".

Pandemi adalah ketika penyakit menular menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lainnya di berbagai bagian dunia.

Kasus virus corona, yang menyebabkan penyakit pernapasan Covid-19, terus muncul, hingga ke sejumlah negara seperti Korea Selatan, Italia, dan Iran yang menyebabkan kekhawatiran banyak pihak.

Namun, sebagian besar infeksi ada di China, sumber asli virus, di mana lebih dari 77.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.600 meninggal.

Lebih dari 1.200 kasus telah dikonfirmasi di sekitar 30 negara lain dan ada lebih dari 20 kematian.

Italia melaporkan empat kematian lagi pada hari Senin, sehingga totalnya menjadi tujuh orang.

Pasar saham di seluruh dunia mengalami penurunan tajam karena kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari virus tersebut.

China mengatakan akan menunda pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional bulan depan, untuk "melanjutkan upaya" melawan virus corona.

Badan itu, yang menyetujui keputusan yang dibuat oleh Partai Komunis, rutin bertemu setiap tahun sejak 1978.


- BBC

Angka kematian orang yang terinfeksi Covid-19 kini tampaknya berada di antara 1% dan 2%, meskipun WHO memperingatkan bahwa angka kematian belum diketahui.

Pada hari Senin, Irak, Afghanistan, Kuwait, Oman dan Bahrain melaporkan kasus pertama mereka, semuanya melibatkan orang-orang yang datang dari Iran.

Pejabat di Bahrain mengatakan pasien yang terinfeksi adalah sopir bus sekolah, dan beberapa sekolah telah ditutup akibat itu.

Beberapa perkembangan lainnya:

 

Apa kata WHO?

 

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (24/02) bahwa jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir di Iran, Italia dan Korea Selatan "sangat memprihatinkan".

Namun dia menambahkan: "Untuk saat ini, kami tidak melihat penyebaran global dari virus ini dan kami tidak menyaksikan penyakit parah atau kematian dalam skala besar.

"Apakah virus ini memiliki potensi pandemi? Tentu saja ya. Apakah kita sudah sampai pada tahap itu? Dari penilaian kami, belum."

"Pesan utama yang memberi semua negara harapan, keberanian, dan kepercayaan diri adalah pengetahuan bahwa virus ini dapat dibendung, memang ada banyak negara yang telah melakukan hal itu," kata Tedros.

"Menggunakan kata `pandemi` sekarang tidaklah sesuai dengan fakta, tetapi tentu saja dapat menyebabkan ketakutan."

Tetapi Mike Ryan, kepala program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan sekaranglah saatnya untuk melakukan "semua yang akan Anda lakukan untuk mempersiapkan pandemi".

 

`Pandemi` hanyalah sebuah kata

 


- BBC

Apakah coronavirus adalah pandemi? Untuk saat ini WHO mengatakan tidak. WHO berpendapat jumlah negara dengan wabah, keparahan penyakit, dan dampaknya terhadap masyarakat belum mencapai tingkat pandemi.

Tetapi beberapa ilmuwan berpikir kita sudah ada di tahap pandemi, sementara pengamat yang lain mengatakan kita tengah berada di puncak.

Lonjakan kasus di Korea Selatan dan kematian di Iran dan Italia telah menimbulkan keprihatinan selama beberapa hari terakhir.

Kematian menunjukkan ada jauh lebih banyak kasus di kedua negara itu daripada yang telah dilaporkan dan bahwa virus telah ada di sana selama beberapa waktu.

Tetapi pada akhirnya `pandemi` hanyalah - kata - itu tidak akan menghasilkan lebih banyak uang atau memberi WHO kekuatan baru.

WHO telah mengeluarkan peringatan tertinggi yang dapat dilakukannya, dengan menyatakan virus tersebut sebagai kondisi darurat global.

 

Apa yang dimaksud dengan `pandemi`?

 

 

Negara mana yang terkena dampak terburuk?

 

Korea Selatan - yang memiliki jumlah kasus terkonfirmasi terbesar di luar China - melaporkan 231 infeksi lagi pada hari Senin (24/02) sehingga totalnya menjadi lebih dari 830 orang.

Delapan orang telah meninggal.

Sekitar 7.700 tentara telah dikarantina setelah 11 anggota militer terinfeksi.

Kluster virus terbesar dikaitkan dengan rumah sakit dan kelompok agama di dekat kota tenggara Daegu.

Italia memiliki jumlah kasus terbesar di Eropa, dengan 229 kasus, dan mengumumkan serangkaian tindakan drastis selama akhir pekan untuk mencoba membendung wabah tersebut.

Di wilayah Lombardy dan Veneto, penutupan akses dilakukan di beberapa kota kecil. Selama dua minggu ke depan, 50.000 penduduk tidak akan dapat pergi tanpa izin khusus.

Bahkan di luar zona itu, banyak kawasan bisnis dan sekolah yang telah menangguhkan kegiatan. Sejumlah acara olahraga telah dibatalkan.

Tiga kematian yang diumumkan pada hari Senin semuanya terjadi di Lombardy, media Italia melaporkan.

Belum jelas bagaimana virus itu masuk ke negara itu, kata para pejabat.

Di C h ina , pemerintah mengumumkan larangan konsumsi hewan liar dan diberlakukan tindakan tegas terhadap perburuan, transportasi dan perdagangan spesies yang dilarang, kata media pemerintah.

Diperkirakan wabah itu berasal dari sebuah pasar di kota Wuhan yang menjual hewan liar.

China melaporkan 508 infeksi baru pada hari Senin (24/02), meningkat dibandingkan dengan 409 kasus pada hari Minggu (23/02).

Sebagian besar kasus baru ada di Wuhan. Di luar provinsi Hubei yang terparah, jumlah infeksi baru terus menurun, menurut angka resmi pemerintah China.

Korban tewas di China meningkat hingga 2.663 orang.

Iran mengatakan pada hari Minggu, negara itu memiliki 61 kasus virus yang dikonfirmasi, sebagian besar di kota suci Qom.

Dua belas dari mereka yang terinfeksi telah meninggal, jumlah kematian tertinggi di luar Tiongkok.

Pada hari Senin seorang anggota parlemen di Qom menuduh pemerintah menyembunyikan tingkat penyebarannya, dengan mengatakan ada 50 kematian di kota itu.

Namun, wakil menteri kesehatan negara itu dengan cepat membantah klaim itu.